Fokus, Jakarta - Fenomena alam langka gerhana bulan, Super Blue Blood Moon disambut antusias warga Indonesia. Kenapa langka, Karena hanya terjadi setiap 152 tahun sekali.
Seperti ditayangkan Fokus Indosiar, Rabu (31/1/2018), Planetarium Taman Ismail Marzuki menyiapkan 16 teleskop bagi warga yang ingin menyaksikan langsung tiga fenomena bulan itu sekaligus.
Advertisement
Dilaporkan ada sekitar 7.000 warga Ibu Kota yang telah mendaftar untuk melihat fenomena ini.
Saat Super Blue Blood Moon terjadi, bulan tampak lebih besar dan terang dari biasanya, karena berada di jarak terdekat dengan bumi. Fenomena ini biasa disebut dengan Supermoon atau bulan purnama.
Supermoon disebut juga dengan Blue Moon, Mengapa? Supermoon kembali terjadi pada 31 Desember 2017 - 2 Januari 2018 dan 31 Januari. Rangkaian lanjutan itu disebut sebagai fenomena Blue Moon. Sedangkan disebut Blood Moon karena cahaya matahari yang dibiaskan oleh atmosfer membuat bulan tampak kemerahan.
Di Kota Tua, Jakarta Barat disediakan tiga teropong bintang bagi warga yang ingin mengamati secara langsung.
Sementara itu di observatorium Boscha Bandung, tidak dibuka untuk umum karena akan dijadikan tempat penelitian internal bagi para astronom. Namun, Komunitas Astronom di Lembang telah mempersiapkan teropong untuk warga yang ingin menyaksikannya.
Di Indonesia bagian timur, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ambon, Maluku juga melakukan persiapan pemantauan Super Blue Blood Moon. Pengamatan dilakukan mulai pukul 19.30 WIT di pelataran patung Pahlawan Nasional, Martha Krisna Tiahahu, Karang Panjang.