Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan harga jual bahan pangan dan bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi mengerek laju inflasi pada Januari 2018. Inflasi bulan pertama tahun ini diperkirakan bergerak pada rentang 0,6 persen sampai 0,8 persen.
"Inflasi di Januari 2018 diperkirakan sebesar 0,89 persen MoM atau 3,52 persen YoY dari 3,61 persen YoY pada bulan sebelumnya (Desember 2017)," kata Ekonom dari PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede dalam pesan singkatnya kepada Liputan6.com, Jakarta, Kamis (1/2/2018).
Asal tahu, prediksi inflasi pada Januari ini sebesar 0,89 persen lebih tinggi dibanding realisasi 0,71 persen pada Desember 2017. Sedangkan dibanding capaian inflasi Januari 2017 yang sebesar 0,97 persen, proyeksi inflasi di bulan pertama 2018 lebih rendah.
Baca Juga
Advertisement
Josua lebih jauh menjelaskan, pendorong inflasi di Januari, antara lain inflasi gejolak pangan (volatile food) dan barang-barang yang diatur pemerintah (administered prices). Sementara inflasi inti cenderung terjaga dengan perkirakan 2,98 persen YoY.
"Inflasi volatile food diperkirakan meningkat seiring kenaikan harga komoditas pangan akibat penurunan stok pangan dalam negeri," dia menerangkan.
Adapun beberapa harga komoditas pangan yang mengalami kenaikan, antara lain harga beras, daging ayam, daging sapi, cabai merah, dan cabai rawit. Sedangkan bahan pangan yang harganya turun, yakni telur ayam, bawang merah, dan bawang putih di periode Januari 2018.
"Selain itu, inflasi harga barang-barang yang diatur pemerintah diperkirakan terdorong naik. Sebagai contoh, harga Pertalite dan Pertamax masing-masing sebesar 1,33 persen MoM dan 2,38 persen MoM," tutur dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penyumbang Inflasi Januari 2018
Terpisah, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara meramalkan inflasi pada Januari ini berada di kisaran 0,65 persen-0,75 persen.
"Penyumbang paling besar ada di volatile food, khususnya harga beras di pasar tradisional yang naik 3,4 persen (MoM) dan cabai merah naik 7,74 persen (MoM)," Bhima mengatakan.
Sementara dorongan dari inflasi harga barang-barang yang diatur pemerintah, dia menambahkan, sebagian disebabkan ada kenaikan harga BBM nonsubsidi, baik Pertamax maupun Pertalite.
"Andil inflasi dari volatile food di Januari ini prediksinya 0,4 persen atau lebih tinggi dari periode yang sama 2017 sebesar 0,13 persen," paparnya.
Advertisement