Liputan6.com, Jakarta Padmavati besutan Sanjay Leela Bhansali memang terus menjadi kontroversi. Film yang diperankan Deepika Padukone, Shahid Kapoor dan Ranveer Singh itu dinaggap melenceng dari sejarah.
Baca Juga
Advertisement
Bahkan, Padmavati sempat diprotes beberapa kelompok masyarakat di India hingga nyaris dilarang tayang di negara asalnya. Namun Padmavati diizinkan beredar setelah diubah namanya menjadi Padmavaat.
Mulai Beredar di Negara Lain
Tak hanya di India, Padmavati juga didistribusikan ke negara-negara lain, termasuk Indonesia, Malaysia, hingga Selandia baru. Sayangnya, Padmavati gagal tayang di Malaysia.
Film tersebut dianggap berisi konten sensitif terhadap suatu ajaran agama tertentu. Padmavati dikhawatirkan membuat beberapa penonton salah memahami ajaran suatu agama tertentu. Di film ini, memberikan kesan agama tersebut mengajarkan hal yang negatif.
Advertisement
Sukses di Selandia Baru
Padmavati ternyata berhasil lolos di Selandia Baru. Sebuah laporan menyebutkan, Padmavati masuk dalam jajaran film Box Office di Selandia Baru, diwartakan staff.co.nz, Kamis (1/2/2018).
Beberapa penonton menyebutkan kagum dengan film besutan Sanjay Leela Bhansali yang terlihat epik. Mereka juga memuji setting hingga kostum di film Padmavati.
Raih Keuntungan Besar
Film Padmavati juga meraih pendapatan fantastis. Di negara asalnya, Padmavati meraih 143 Crore atau sekitar Rp 300 miliar, dilansir dari Indian Express.
Pendapatan itu dikabarkan akan terus melonjak, Padmavati dianggap sebagai film paling dinanti. Selain itu, keuntungan dari penayangan di negara lain juga belum dihitung, membuat Padmavati sebagai film tersukses di awal tahun 2018 ini.
Advertisement
Cerita yang Tragis
Padmavati dianggap sebagai kisah yang masuk dalam sejarah bagi masyarakat India, menceritakan tentang wanita paling cantik pada masanya, Rani Padmini, yang dikenal juga dengan Padmavati, diperankan Deepika Padukone.
Dikisahkan, pasukan Sultan Allaudin Khilji (Ranveer Singh) berhasil menaklukkan kerajaan Mewar yang dipimpin Ratan Singh (Shahid Kapoor). Alasan sang sultan menyerang kerajaan Mewar karena mendengar kecantikan sang permaisuri, Padmavati.
Suami Padmavati, sang raja, dibunuh oleh Sultan Allaudin Khilji. Tak mau menjadi `rampasan` di masa perang, sang ratu akhirnya melakukan jauhar, membakar dirinya.