Anak Jadi Korban Penganiayaan, Orangtua Harus Apa?

Baru saja terungkap kasus, seorang anak jadi korban penganiayaan pengasuhnya. Setelahnya, apa yang harus dilakukan orangtua?

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 01 Feb 2018, 20:30 WIB
Ilustrasi kekerasan pada anak. Sumber: Istimewa

Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini, kasus penganiayaan anak kembali terjadi. Seperti terlihat dari kasus yang terjadi di Kembangan, Jakarta Barat, di mana seorang pengasuh melakukan kekerasan pada anak, akibat pernah mengalami trauma kekerasan di masa lalu.

Jika kekerasaan atau penganiayaan anak terjadi, masalah ini tidak berakhir hanya sampai kejadian itu terbongkar, dan pelakunya dihukum saja. Anak bisa mengalami trauma, dan orangtua perlu melakukan tindakan lanjutan untuk menyembuhkan trauma anak. 

Menurut Darla Spence Coffey, MSW, PhD dalam jurnalnya Parenting After Violence yang ditulis untuk Institute for Safe Families, Philadelphia, Pennsylvania ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan trauma akibat penganiayaan pada anak.

Berikut ini yang telah berhasil dirangkum oleh Liputan6.com pada Kamis (1/2/2018)

1. Rasa aman

Penyembuhan tidak akan terjadi apabila kekerasan terus terjadi.

2. Struktur, rutinitas, dan prediktabilitas

Untuk membangun rasa aman bagi anak termasuk membangun dutinitas yang bisa diprediksi dan memiliki struktur dan batasan. Kekerasan yang tidak terduga mampu merugikan perkembangan kesehatan anak.

Rumah tangga di mana ada kekerasan di dalamnya memiliki struktur yang kaku dan anggota keluarta yang terhambat dalam perilaku maupun ekspresi emosionalnya sangat kacau.

3. Ikatan dengan pengasuh

Penting untuk menjelaskan kepada orangtua tentang pentingnya hubungan anak dengan orang yang mengasuhnya, dalam hal ini, tidak selalu orangtua. Orangtua harus bisa membangun kepercayaan anak, kalau orang yang mengasuhnya akan melindunginya dari berbagai bentuk penganiayaan.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 


4. Yakin orangtua bisa melindungi

Foto: Huffingtonpost.com

Anak-anak perlu percaya bahwa orang tua bisa melindunginya. Penting untuk bekerja sama dengan orang tua tentang cara mengambil "pekerjaan" mereka untuk melindungi anak-anak mereka dengan serius.

5. Rasa hormat

Anak yang terpapar kekerasan bisa kehilangan rasa hormat pada orang tuanya. Mengembalikan rasa hormat mereka kepada orangtua penting dalam proses penyembuhan.

6. Memberikan dukungan

Anak-anak yang terpapar kekerasan butuh dukungan terutama dari pengasuh terdekatnya.

7. Tidak bertanggung jawab pada orang dewasa

Terkadang anak memiliki tanggung jawab pada orangtua di dalam kekerasan dalam rumah tangga. Hal ini harusnya tidak boleh terjadi.


8. Batasan dalam menerima informasi

Ilustrasi orangtua dan anak

Anak-anak terkadang lebih tahu daripada orang dewasa. Orang dewasa harus tahu agar anak-anak tidak berdiskusi dengan detail tentang kekerasan yang orangtua tidak ketahui.

9. Orang tua juga butuh sembuh

Anak harus tahu bahwa sesungguhnya orangtua mereka juga sedang melakukan proses penyembuhan dan mereka sedang berproses. Orangtua tidak perlu sungkan berbagi perasaan, dan menyampaikan, bahwa apa yang terjadi pada anak juga membuat mereka sedih dan terluka.

Dengan begini, anak jadi sadar kalau mereka tidak melalui hal ini sendirian. Namun pastikan juga anak tahu, apa yang terjadi bukanlah salah mereka sama sekali.

10. Relasi sosial yang kuat

Hubungan anak-anak dengan saudara lainnya harus kuat. Orangtua harus mengijinkan anak untuk berbicara satu sama lain dan menyatakan perasaan mereka.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya