Api Terlihat di Puncak Gunung Talang Solok

Api pertama kali tampak dari Gunung Talak, Solok, Sumatera Barat, tersebut pada Kamis pagi tadi sekitar pukul 10.00 WIB.

oleh Erinaldi diperbarui 01 Feb 2018, 19:34 WIB
Kebakaran terjadi persis di puncak Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, yang berketinggian 2.597 mdpl tersebut. (Liputan6.com/Erinaldi)

Liputan6.com, Solok - Gunung Talang yang terletak di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, terbakar. Kebakaran terjadi persis di atas puncak gunung berketinggian 2.597 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solok, Dasril mengatakan belum mengetahui pasti penyebab kebakaran.

"Kami sedang menjangkau lokasi yang medannya terbilang sangat berat," ucap dia, kepada Liputan6.com, Kamis (1/2/2018).

Yang jelas, imbuh Dasril, api pertama kali tampak dari gunung tersebut sekitar pukul 10.00 WIB. Akibat terbakarnya puncak Gunung Talang, sejumlah pendaki terpaksa mengungsi ke Pesanggrahan dan Posko Pendakian Aie Batumbuek untuk menghindari paparan asap. Sementara, pendaki yang berniat untuk menanjak terpaksa mengurungkan niatnya.

Pantauan Liputan6.com, kawasan puncak Gunung Talang tampak jelas sudah menghitam akibat kebakaran. Api pun masih terlihat terus menjalar ke bawah.

Gunung Talang merupakan salah satu gunung aktif yang ada di Kabupaten Solok atau 40 kilometer sebelah timur Kota Padang. Lebih kurang 300 pendaki menanjak setiap minggunya di Gunung Talang, Solok.

 


Misi Jaga Edelweiss Tetap Abadi di Gunung Bromo

Banyak tanaman Edelweiss yang dikenal sebagai bunga abadi mati akibat kebakaran hebat yang menghanguskan puluhan hektare lahan Gunung Bromo. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sebelumnya, usai kebakaran hutan di kawasan Gunung Bromo, bunga edelweiss atau dikenal dengan sebutan bunga abadi, terancam punah. Sejumlah anggota komunitas pencinta Bromo pun tergerak untuk menyelamatkan bunga ini.

Aksi peduli lingkungan itu diaktualisasikan para anggota Bromo Lovers dengan melakukan kampanye penyelamatan. Caranya dengan menyisir lautan pasir Bromo di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, hingga ke tanjakan Pakis Bincil, Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Kamis, 28 September 2017.

Dalam penyisiran ini, puluhan anggota Bromo Lovers mengambil bunga edelweiss yang tersisa, pasca-kebakaran hutan beberapa waktu lalu. Tanaman yang diambil adalah edelweiss yang masih muda atau baru tumbuh.

"Keberadaan bunga tersebut cukup membuat kami terkejut. Karena, pasca-kebakaran, banyak tanaman edelweiss yang mati. Kami berusaha membudidayakan yang masih tersisa, khawatir ada musibah kebakaran lagi," kata Teguh Wibowo, Ketua Bromo Lovers.

Setidaknya 300 tanaman berhasil diangkat oleh penggiat lingkungan hidup ini. Selanjutnya, bibit yang masih muda itu dipindahkan ke polybag yang disediakan. Nantinya, bibit edelweiss yang sudah di kantong plastik itu dibawa pulang untuk dipelihara.

"Kami sepakat bahwa ini adalah misi atau bentuk kampanye terhadap penyelamatan lingkungan, sebuah motivasi dan menginspirasi pemuda lainnya untuk mau dapat melestarikan lingkungan," ucap Teguh.

Rencananya, bibit yang dipelihara itu, nantinya akan diserahkan ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) saat besar. "Nanti pada ulang tahun Bromo Lovers pada bulan Desember, tanaman ini akan diserahkan ke TNBTS untuk ditanam kembali," ujar Sunarip, sesepuh Bromo Lovers.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya