OPEC Komitmen Pangkas Pasokan Bawa Harga Minyak Naik

Produksi minyak Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) tercatat naik pada Januari dari posisi terendah dalam delapan bulan.

oleh Nurmayanti diperbarui 02 Feb 2018, 06:00 WIB
Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, New York - [Harga minyak](http://bisnis.liputan6.com/read/3246396/opec-patuh-pangkas-produksi-harga-minyak-melonjak?source=search "") mentah dunia naik setelah sebuah survei menunjukkan komitmen OPEC terhadap penurunan pasokan minyaknya, bahkan saat produksi minyak di Amerika Serikat (AS) mencapai 10 juta barel per hari (bpd) untuk pertama kalinya sejak 1970.

Pada hari pertama di Februari, melansir laman Reuters, Jumat (2/2/2018), kontrak berjangka Brent untuk pengiriman April naik 76 sen atau 1,1 persen menjadi US$ 69,65 per barel.

Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret melonjak US$ 1,07 atau 1,7 persen menjadi menjadi US$ 65.80 per barel. Itu membuat kedua kontrak minyak mentah berjangka ini mendekati level tertinggi sejak Desember 2014.

Pada bulan Januari, kedua tolak ukur minyak dunia ini naik untuk bulan kelima berturut-turut. Brent naik 3,3 persen dan WTI naik 7,1 persen, menandai penguatan Brent dalam lima tahun dan WTI dalam 12 tahun.

"Harga minyak naik hari ini karena komitmen OPEC yang menguat pada tahun 2018," kata Brian Kessens, Manajer Portofolio dan Managing Director Tortoise di Leawood, Kansas.

Produksi minyak Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) tercatat naik pada Januari dari posisi terendah dalam delapan bulan karena output yang lebih tinggi dari Nigeria dan Arab Saudi mengimbangi penurunan di Venezuela dan kepatuhan yang kuat terhadap pakta pasokan OPEC, menurut sebuah survei Reuters.

"Ketaatan OPEC pada Januari meningkat namun ada pertanyaan nyata yang akan datang mengingat partisipasi luar biasa Venezuela," kata John Kilduff, mitra pada hedge fund energi Again Capital LLC di New York.

 


Produksi Minyak Venezuela

Produksi minyak di Venezuela menurun di tengah krisis ekonomi. Negara ini menghasilkan sekitar 1,6 juta bpd pada bulan Januari, menurut survei Reuters. Hasil ini jauh di bawah janji pemotongan pajak.

Saat negara OPEC mematuhi kesepakatan pemotongan produksinya, produksi minyak mentah AS melampaui 10 juta bpd pada November untuk pertama kalinya sejak 1970, menurut Lembaga Informasi Administrasi  Energi AS.

Hal yang juga mendukung pasar minyak mentah adalah catatan dari Goldman Sachs yang meningkatkan target harga minyaknya.

Goldman Sachs menaikkan perkiraan tiga bulan untuk Brent menjadi US$ 75 dari US$ 62 dan perkiraan enam bulannya menjadi US$ 82,50 dari US$ 75.

Harga minyak, bagaimanapun, tidak mungkin naik di atas US$ 70 per barel pada 2018, mengingat tarik menarik antara OPEC dan industri minyak serpih AS, menurut sebuah jajak pendapat Reuters.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya