Liputan6.com, Jakarta - Dalam upaya untuk lebih mematangkan program tol laut yang sudah berlangsung dan berhasil menekan disparitas harga khususnya di wilayah Indonesia Timur, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam waktu dekat berencana akan merubah sistem tol laut.
Menurut Budi, sistem tol laut akan diubah dari berbasis pada angkutan dirubah menjadi berbasis kontainer.
“Jadi kalau kami mau kirim katakanlah kalau kami berbasis angkutan tentunya berapa pun isinya kami harus bayar tetapi kita akan deteksi kota ini berapa, 100 kontainer, 200 kontainer, 50 kontainer, kami akan kirim sesuai volume (kebutuhan) itu,” kata Menhub dalam keterangannya, Jumat (2/2/2018).
Baca Juga
Advertisement
Hal ini dilakukan Budi karena menurutnya tingkat keterisian angkutan balik belum maksimal. Dengan sistem ini ia menyebut lebih dapat menekan biaya pengangkutan.
“Karena angkutan balik kan belum maksimal jadi kita bisa mereduksi cost atas itu. Kira-kira (pengurangan biaya) 30-40 persen karena uangnya ini bisa kita pakai kegiatan-kegiatan untuk menambah jalur dan menambah intensitas,” jelas Budi.
Ditambahkan, saat ini masih ada daerah yang hanya disandari kapal tol laut 2 minggu sekali. Diharapkan dengan upaya penekanan biaya ini nantinya dapat menambah intensitas kapal tol laut di suatu daerah.
Selain merubah sistem tol laut, hal lainnya Menhub akan segera merestrukturisasi pelabuhan-pelabuhan di seluruh Indonesia agar lebih murah, lebih cepat, dan lebih transparan.
“Kami akan menerapkan DO online, selama ini namanya DO itu dari pintu ke pintu fisik harus hadir ini kan butuh waktu dan juga mengakibatkan tidak government dengan DO online ini bisa berjalan,” ujarnya.
Untuk ini Menhub mengatakan perlu adanya perubahan kebiasaan dan konsistensi pihak-pihak terkait untuk bisa mengaplikasikan sistem DO online ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kemenhub Siapkan 58 Pelabuhan Singgah
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menyiapkan 58 pelabuhan singgah dan tiga pelabuhan pangkal atau muat untuk mendukung penambahan 15 trayek tol laut di 2018.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, R Agus H Purnomo, mengatakan penetapan jumlah pelabuhan pangkal atau muat dan pelabuhan singgah dilakukan agar penyelenggaraan tol laut dapat tepat sasaran, tepat guna, dan memiliki manfaat bagi masyarakat banyak.
"Pada 2017, Kemenhub menetapkan pelabuhan pangkal atau muat sebanyak tiga pelabuhan dan pelabuhan singgah sebanyak 40 pelabuhan," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (29/1/2018).
Sementara itu, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kemenhub, Dwi Budi Sutrisno, mengatakan pihaknya telah mengevaluasi pelaksanaan program tol laut sepanjang 2017.
Terkait voyage kapal tol laut di 2017, Ditjen Perhubungan Laut mencatat realisasi voyage mencapai 152 kali dengan target voyage 245 kali atau tercapai 62 persen dari target voyage 2017.
Sedangkan realisasi muatan berangkat tol laut pada tahun lalu adalah sebanyak 212.865 ton atau terealisasi 41,2 persen dari target 2017 sebesar 517.200 ton.
"Adapun realisasi muatan balik tol laut di 2017 sebesar 20.274 ton, jauh dari target yang sebesar 517.200," kata Budi.
Melihat hasil evaluasi penyelenggarakan program tol laut di 2017, maka Kemenhub melakukan penambahan trayek tol laut menjadi 15 trayek dan pelabuhan singgah di 2018 dengan mengoptimalkan rute trayeknya menggunakan skema pengumpul dan pengumpan (hub and spoke).
Pada tahun ini, anggaran yang disediakan untuk penyelenggaraan program tol laut sebesar Rp 447,63 miliar untuk 15 trayek yang disiapkan oleh Ditjen Perhubungan Laut.
Advertisement