Merokok Hanya 1 Batang Sehari, Benarkah Risiko Jauh Lebih Kecil?

Merokok satu bungkus sehari memang buruk dan membahayakan kesehatan, lantas jika hanya satu batang rokok sehari, apakah jauh lebih aman?

oleh Nilam Suri diperbarui 02 Feb 2018, 15:30 WIB
Ilustrasi merokok. (Foto: Wareable)

Liputan6.com, Jakarta Merokok satu kotak sehari memang buruk. Karenanya, banyak perokok yang berusaha mengurangi rokok mereka jadi hanya satu atau dua batang sehari. Mereka berpikir, hal ini jauh lebih baik untuk kesehatan.

Sayangnya, anggapan tadi cuma harapan semu. Penelitian menemukan, hanya merokok satu batang rokok per hari saja, sudah dihubungkan dengan risiko kesehatan yang cukup tinggi.

Menurut riset yang diterbitkan dalam jurnal BMJ ini, perokok yang merokok satu batang sehari, 74 persen lebih mungkin mengembangkan penyakit jantung koroner dibanding bukan perokok. Hasil ini didapatkan bahkan setelah menyesuaikan faktor risiko dengan usia dan faktor risiko jantung lainnya. Melansir Men's Health, Jumat (2/2/2018).

Mereka yang merokok 20 batang rokok sehari--sekitar satu bungkus--memiliki risiko dua kali lipat lebih besar kena penyakit jantung dibanding bukan perokok.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 


Efek pada kesehatan otak

Berhenti merokok (Foto: iStockphoto)

Sedangkan pada otak, mereka yang merokok satu batang sehari 30 persen lebih berisiko terkena stroke dibanding non-perokok. Dan, mereka yang merokok satu batang sehari berisiko lebih dari dua kali lipat kena stroke dibanding bukan perokok.

Jadi, walau memang benar efek merokok satu batang rokok sehari lebih ringan dibanding satu bungkus sehari, perbedaannya tidaklah sebesar yang dibayangkan sebelumnya.

Risiko yang ada bukan 1/20, mengikuti jumlah batang rokok yang diisap, melainkan hanya setengahnya saja.

Zat kimia di dalam rokok bisa merusak struktur dan fungsi pembuluh darah. Hal ini akan meningkatkan risiko arteriosclerosis dan penimbunan plak.

Seiring waktu, hal ini akan membuat arteri jadi lebih sempit dan keras, membatasi aliran darah dan bisa berujung pada serangan jantung atau stroke.

Jadi, inti dari penelitian tadi adalah, membatasi jumlah rokok bukanlah jawaban. Para perokok memang harus berhenti secara total jika ingin sehat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya