Liputan6.com, Palu - Puluhan Warga dari sejumlah organisasi massa (ormas) Islam yang mengatasnamakan dirinya Forum Islam Kota Palu, Sulawesi Tengah, mendatangi Mapolres Palu pada Kamis, 1 Februari 2018 malam. Warga mendesak pihak berwajib agar tidak memberi izin terkait isu rencana penyelenggaraan kontes Miss Waria 2018 di Kota Palu.
Warga yang berasal dari Front Pembela Islam (FPI), Himpunan Pemuda Alkhairaat (HPA) hingga remaja masjid itu mendesak pihak berwajib untuk menindaklanjuti hasil rapat bersama sejumlah ormas Islam di Masjid Alkhairaat, Jalan SIS Aljufri, untuk tidak memberi izin penyelenggaraan Miss Waria 2018 di salah satu hotel di Jalan Muhammad Hatta, Kota Palu.
Baca Juga
Advertisement
"Kami menolak kegiatan Miss Waria dalam bentuk apa pun. Jadi kami meminta kepada kepolisian untuk tidak memberikan izin kepada panitia untuk menggelar kegiatan tersebut," tutur Agus, selaku Juru Bicara Forum Umat Islam Kota Palu di depan awak media.
Kedatangan massa itu diterima oleh Kabag Ops AKP Sulardi, Kasat Intel AKP Syahrul Alamsyah, Kasat Reskrim AKP Kristian Holmes Saragi, dan Kasat Binmas AKP Widodo.
Dalam pertemuan itu, Kasat Syahrul Alamsyah berjanji memperhatikan aspirasi umat Islam yang menolak adanya Miss Waria 2018. Ia sudah memerintahkan kepada seluruh anggotanya untuk turun ke lapangan mendatangi hotel-hotel tempat di mana kegiatan tersebut akan digelar.
Belum Ada Perizinan
Sejauh ini katanya, pihaknya belum menerima surat atau informasi apa pun dari panitia pelaksana Miss Waria mengenai permohonan izin keramaian kegiatan tersebut.
Syahrul juga meminta kepada pihak panitia untuk tidak berani menggelar kontes tersebut tanpa mengantongi izin keramaian dari kepolisian.
"Saya juga minta agar menyerahkan masalah ini kepada kami untuk diselesaikan. Jangan ambil tindakan sendiri-sendiri," ujarnya.
Usai mendapat penjelasan dari kepolisian, puluhan anggota massa itu kemudian membubarkan diri dengan aman dan tertib.
Sebelumnya, kemarin sore, puluhan mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Palu turun ke jalan menolak keras kegiatan kontes Miss Waria di wilayahnya.
Aksi yang dipusatkan di Bundaran Hasanuddin itu mendapat perhatian dari para pengguna jalan. Sambil berorasi, sebagian anggota massa juga membagi-bagikan selebaran berisi penolakan kontes Miss Waria ataupun kegiatan Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) di Kota Palu khususnya dan Sulteng pada umumnya.
Menurut pendemo, kegiatan Miss Waria itu harus ditolak dan dibatalkan karena dapat merusak karakter anak bangsa, khususnya lagi bisa mengundang bencana alam dari Allah SWT.
Advertisement
Wali Kota Bantah Beri Izin
Untuk diketahui, isu ini menjadi ramai sejak beredarnya informasi bahwa Wali Kota Palu, Hidayat, memberi izin atas diselenggaranya Miss Waria di Kota Palu.
Namun, belakangan diketahui, apa yang disampaikan oleh Wali Kota tidaklah seperti yang beredar. Ia pun telah memberikan klarifikasi di berbagai media terkait isu ini.
"Mohon maaf, kemarin itu wartawan bertanya kepada saya, apakah waria itu tidak bertentangan dengan visi misi pemkot terutama pada aspek budaya?" ungkap Hidayat saat dihubungi via telepon, Kamis, 1 Februari 2018.
Saat ditanya wartawan seperti itu, katanya ia menjawab bahwa aspek budaya dalam visi misi pemkot adalah nilai toleransi, kekeluargaan, dan kegotong-royongan. "Artinya dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh siapa pun termasuk waria, tentu kita harus toleran dong. Karena mereka adalah saudara kita juga," ujarnya.
Sebagaimana diketahui ajang Miss Waria tersebut merupakan rangkaian dari Contest Top Model Valentine yang rencananya akan dilaksanakan pada Minggu, 25 Februari 2018 di Hotel Santika, Kota Palu.
Saksikan video pilihan berikut ini: