Polri Minta Masyarakat Tak Beropini soal Polemik Pidato Kapolri

Polri belum berencana mengusut siapa penyebar video Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang sudah dipenggal hingga menyebabkan polemik.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 02 Feb 2018, 15:22 WIB
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen, Mohammad Iqbal (Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)

Liputan6.com, Jakarta - Polri berharap masyarakat mendinginkan polemik pidato Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen, Mohammad Iqbal, meminta jangan sampai opini berkembang liar.

"Jadi saya tak pernah bicara secara spesifik. Jangan beropini," kata Iqbal di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (2/2/2018).

Pidato Kapolri menuai protes sejumlah kalangan. Pasalnya, Jenderal Tito sempat menyebut hanya Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah ormas Islam yang berkontribusi memperjuangkan Indonesia.

Menurut Iqbal, persoalan itu sudah tuntas. Beberapa ormas juga sudah meminta klarifikasi langsung pada Tito.

"Intinya semua ormas Islam yang bertabayun dengan Pak Kapolri di PBNU dan kediaman beliau, sudah tidak ada masalah lagi, sudah clear," tegas Iqbal.

Polemik muncul ketika pidato Kapolri menjadi viral di media sosial. Polri menyebut rekaman itu hanya berupa penggalan yang terlepas dari konteks. Iqbal sendiri menyatakan Polri belum fokus mencari siapa penyebar video yang memicu polemik itu.


Klarifikasi Tito

Kapolri Jenderal Tito Karnavian bersama jajaran PBNU di Kantor PBNU, Jakarta, Rabu (31/1/2018). (Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengklarifikasi video yang beredar soal penggalan pidato yang dinilai publik menyudutkan sebagian ormas Islam. Menurut dia, tidak ada niat dalam perkataannya yang bermaksud menyinggung.

"Saya berikan klarifikasi pidato saat itu. Secara kontekstual, dan sekali lagi saya tidak ada niat untuk tidak membangun hubungan di luar NU dan Muhamadiyah. Polri sangat ingin membangun huhungan dengan ormas mana pun sepanjang visi misinya konsisten Pancasila," ucap Tito di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (31/1/2018).

Mantan Kapolda Papua ini menjelaskan, pidato itu terucap setahun lalu, saat ia berkunjung ke pondok pesantren milik KH Ma'ruf Amin. Durasi dari pidato itu adalah lebih dari 20 menit, karenanya Kapolri heran mengapa hanya dua menit yang dimunculkan.

"Itu Februari tahun lalu, bisa muncul sekarang dan dipotong. Kata sambutan saya itu panjang, dan hanya dipotong dua menit," ujar dia.

Mantan Kepala BNPT ini pun yakin bahwa isi penyampaiannya adalah bertolak belakang dengan persepsi publik saat ini. Karena, saat itu banyak saksi para ulama lain yang mendengar, termasuk salah satunya Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya