Liputan6.com, Lima - Warga Peru heboh dengan penampakan benda misterius di langit kota Pucallpa, Amazon, pada 27 Januari 2018.
Menurut laporan BBC Mundo, Kamis (1/2/2018), penduduk mengungkapkan bahwa mereka menyaksikan ada bola api terbang di atas kota, ekornya panjang, dan menyala terang.
Advertisement
Media lokal kemudian menggambarkan fenomena tersebut sebagai "bola api pijar".
Bola api itu dilaporkan otoritas kedirgantaraan Peru telah mendarat di kota Puno, Provinsi Azángaro -- 2.000 kilometer ke arah selatan Pucallpa -- dan tidak menyebabkan kerusakan material atau jatuhnya korban jiwa.
Tiga hari kemudian, mereka masih berusaha untuk memecahkan teka-teki mengenai benda berbentuk bulat itu dan mencari tahu dari mana asalnya. Laporan awal mengonfirmasi bahwa benda tersebut bukanlah sebuah meteorit.
Sekretaris Jenderal National Commission of Aerospace Research and Development of Peru (CONIDA), Gustavo Henríquez mengatakan bahwa di Puno juga telah ditemukan tiga benda lain berbentuk bola, satu di antaranya terbuat dari logam.
Ia menambahkan, lintasan benda pijar ini berasal dari timur ke barat dan juga diamati di negara bagian Amazon, Acre, di Brasil.
Tangki Bahan Bakar?
Henriquez menuturkan, kemungkinan besar bola api itu adalah tangki bahan bakar sebuah satelit yang sudah jadi sampah luar angkasa.
Sementara itu, pihak berwenang Amerika Serikat sebelumnya pernah menginformasikan bahwa badan roket Rusia SL-23 kembali memasuki atmosfer pada 27 Januari 2018 di Amerika Selatan (dekat Peru) pukul 11.32 GMT atau 18.32 waktu setempat.
Perkiraan tersebut dibuat oleh Joint Space Component of the Strategic Command of The United States, yang merupakan bagian dari Joint Space Operations Center (JSpOC), yang memonitor lebih dari 23.000 objek di orbit Bumi.
Informasi yang diberikan oleh pemerintah AS itu diberitakan ulang di situs Aerospace, yang telah melakukan penelitian ilmiah secara independen sejak tahun 1960.
Muncul juga data lain yang menyebut, "badan roket" itu adalah bagian dari misi ruang angkasa untuk peluncuran AngoSat 1, satelit komunikasi pertama Angola, sebab pada tanggal 26 Desember 2017, perusahaan Rusia RSC Energia -- produsen satelit AngoSat 1 -- meluncurkan misi dari Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan.
Baik RSC Energia maupun badan antariksa Rusia Roscosmos mengklaim telah merilis informasi tentang benda-benda yang ditemukan di Peru.
Di sisi lain, Gustavo Henríquez mengatakan, badan antariksa Peru khawatir kalau pihak berwenang setempat belum diberitahu oleh pihak terkait pembuat satelit bahwa benda itu akan masuk kembali ke atmosfer dan jatuh di Peru.
"Menurut konvensi PBB, peringatan ini harus diberikan agar negara-negara waspada dan negara yang memproduksi bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan," tegasnya.
Karena itulah, badan antariksa Peru akan melakukan penyelidikan yang melibatkan kanselir negara untuk mengetahui penyebab jatuhnya bola api.
Pihak berwenang Peru telah berjaga di wilayah jatuhnya bola api itu. Jika ternyata benda ini adalah tangki bahan bakar satelit, maka bahaya mengancam warga sekitar.
"Biasanya tangki bahan bakar satelit mengandung hydrazine dan propelan beracun. Bila bersentuhan dengan bahan bakar lainnya, bisa membahayakan kehidupan manusia," kata Henríquez.
Saksikan detik-detik bola api terbang di langit Peru berikut ini:
Advertisement