Cari Ikan di Laut, Nelayan Tegal Andalkan Google

Angin kencang dalam kurun waktu seminggu terakhir membuat nelayan Tegal sulit untuk melaut.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 02 Feb 2018, 18:45 WIB
Suasana kampung nelayan Tegal, Jawa Tengah, Jumat (2/2/2018). (Maul/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Cuaca kurang bagus disertai angin kencang dari arah lautan yang sering terjadi saat ini membuat para nelayan kesulitan mencari ikan. Seperti nelayan di wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa, yang lebih sering mendapat hasil tangkapan berupa ikan kecil, seperti ikan pirik dan udang krosok. 

Hartono (34), salah seorang nelayan di Muara Reja, Tegal, Jawa Tengah, mengatakan, angin kencang dalam kurun waktu seminggu terakhir ini membuatnya sulit untuk melaut.

"Sudah 4 hari enggak melaut, anginnya kencang sudah seminggu. Risiko nelayan, kalau (angin) terlalu kencang ya balik lagi enggak jadi melaut," tuturnya ketika ditemui Liputan6.com di kapalnya, Tegal, Jumat (2/2/2018).

Cuaca yang tidak mendukung juga turut memengaruhi hasil tangkapan. Dia menjelaskan, berbekal alat tangkap berupa jaring arad di kapal 6 GT miliknya, Hartono lebih banyak menarik ikan-ikan kecil seperti udang krosok dan ikan pirik yang merupakan komoditas pakan bebek.

"Kita sehari bisa tangkap 10 kg udang krosok, yang harga jualnya cuman Rp 17 ribu per kg. Beda jauh harganya sama yang udang besar, Rp 150 ribu per kg. Sehari paling dapatnya antara 2 kg sampai 3 kg," tutur Hartono.

"Nah ikan pirik ini, kalau kita babang (menginap di lautan) pas musimnya bisa sampai 20 basket, 1 basket 25 kg. Harga ikan pirik itu satu kilogram Rp 2.400," tambah dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Pendapatan Bersih

Kapal penangkap ikan nelayan Tegal jawa Tengah, Jumat (2/2/2018). (Maul/Liputan6.com)

Terkait pendapatan, ia mengatakan bahwa dalam satu hari pendapatan bersih jika dirata-ratakan adalah Rp 50 ribu. Itu sudah dipotong oleh perbekalan nelayan berupa bahan bakar serta konsumsi.

"Sehari bersihnya kira-kira Rp 50 ribu, kalau babang 2 hari bisa dapat Rp 200 ribu. Itu di luar perbekalan kita, seperti solar, es (tempat penyimpanan ikan), dan konsumsi kayak rokok, kopi, dan lain-lain," ujarnya.

Selama tidak melaut dalam empat hari terakhir ini, Hartono menceritakan, kegiatan yang biasa ia dan nelayan lainnya lakukan adalah membereskan kapal untuk persiapan mencari ikan ke depannya.

"Kalau kata Google sih, kita baru bisa melaut lagi Selasa (6 Februari 2018) nanti," imbuhnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya