Liputan6.com, Kendari - Kamis pagi, 1 Februari 2018, tidak ada tanda-tanda Munir Hasan akan mendapati ajal di salah satu tenda di depan Apotik Wati Farma, Kelurahan Mandonga, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Niat hati hendak menjemput cucu kesayangannya, Munar malah lebih dulu dijemput ajal.
Belum sempat melihat cucunya keluar dari sekolah dan berlari ke arahnya, pensiunan akuntan pada salah satu bank di Sulawesi Tenggara itu tiba-tiba jatuh ke tanah. Saat itu, Munir baru saja selesai menikmati sepotong pisang goreng.
Meninggalnya kakek itu sempat menyedot perhatian pengemudi kendaraan roda dua dan roda empat yang melintas di Jalan Dr Sam Ratulangi. Jalan sempat macet sekitar 30 menit sebelum akhirnya berhasil diurai petugas.
Baca Juga
Advertisement
"Tiba-tiba dia terjatuh, padahal sebelumnya kaya sehat-sehat saja," ujar Basso, salah satu saksi mata di lokasi kejadian.
Basso mengatakan, Munir sehari-harinya duduk menunggu cucunya di samping sekolah. Biasanya, cucunya yang pulang sekitar pukul 10.00 Wita atau 11.00 Wita langsung dijemput.
"Kalau cucunya belum keluar sekolah, biasanya dia (Munir Hasan) duduk menunggu di samping sekolah," ujar Diana, salah satu warga sekitar.
Saat ditemukan, Kakek Munir menggunakan celana pendek berwarna abu-abu bermotif loreng. Di sekitar jenazah, ada beberapa bercak darah segar yang diduga dimuntahkannya sebelum meninggal.
Riwayat Penyakit Jantung
Kepolisian Sektor Mandonga sempat hendak mengautopsi jenazah Munir Hasan di RS Bhayangkara, Kendari. Saat polisi hendak menghubungi pihak rumah sakit untuk mendatangkan mobil jenazah, anak kandung Munir Hasan, Faizal Munir (38) langsung mencegah polisi.
Kepolisian yang diwakili Iptu Lafran, sebelumnya beralasan agar nantinya tidak ada permasalahan di belakang. Jika ditemukan masalah, polisi akan sedikit kerepotan menyelidiki karena harus membongkar jenazah.
"Jangan pak, karena dia punya riwayat penyakit jantung, biar langsung dipulangkan ke rumah, diproses lalu dikuburkan. Jangan sampai terlambat dikuburkan bapak saya," ujar Faizal Munir.
Faizal menerangkan, ayahnya sudah beberapa tahun mengonsumsi obat jantung. Namun, sudah seminggu ayahnya hanya mengonsumsi ramuan tradisional.
"Hanya konsumsi bawang hitam. Sudah seminggu tidak minum obat dia," ujar Faizal didepan polisi.
Tidak berapa lama, sebuah mobil langsung datang menjemput Faizal Munir bersama jenazah ayahnya. Kakek yang tak sempat menjemput cucunya itu dipulangkan di Kompleks BTN Findayani, Kelurahan Wundudopi, Kota Kendari.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement