Nasib Sopir Terduga Teroris Banyumas yang Ditangkap Densus 88

Slamet turut ditangkap bersama dengan terduga teroris, Sidik, di Purwokerto oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 03 Feb 2018, 15:07 WIB
Rumah kontrakan Slamet, sopir terduga teroris, Sidik di Pasir Wetan, Banyumas tampak sepi. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banyumas - Rumah mungil bercat merah jambu memudar itu tampak sepi. Inilah rumah yang dikontrak Slamet, sopir yang ditangkap bersama dengan terduga teroris asal Banyumas, Sidik alias SL (53).

Di depan rumah, tampak tali jemuran kosong melompong. Gantungan jemuran baju pun tampak menggantung menumpuk di salah satu sudut tali jemuran. Pintu rumah terkunci rapat.

Rumah kontrakan Slamet itu persis berimpitan dengan rumah milik terduga teroris, Sidik, di Dusun Sukadamai RT 01/03 Desa Pasir Wetan Kecamatan Karanglewas, Banyumas, yang juga sepi bak tak berpenghuni.

Slamet turut ditangkap bersama dengan Sidik di Purwokerto oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror, Kamis siang, 1 Februari 2018. Mereka ditangkap ketika mengendarai mobil.

Sejumlah tetangga terduga teroris Sidik di Dusun Suka Damai yang ditanyai enggan berkomentar. Padahal, saat itu Liputan6.com, ditemani oleh perangkat Desa Pasir Wetan, Amin, dengan harapan bisa lebih akrab dengan warga setempat.

Ada semburat khawatir di mata mereka. "Enggak tahu," begitu jawab seorang ibu.


Berkah Jumat Dini Hari untuk Slamet

Beras jimpitan di rumah kontrakan Slamet, sopir yang turut ditangkap bersama terduga teroris, Sidik, di Purwokerto. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Kepala Seksi Keamanan RT 01/03 Sukadamai, Sobirin, mengungkapkan, Slamet telah dibebaskan oleh kepolisian pada Jumat dini hari, 2 Februari 2018, pukul 01.00 WIB, atau sekitar 14 jam usai turut ditangkap Densus 88 Antiteror, pada Kamis siang.

Ia turut menjemput Slamet di Markas Polres Banyumas bersama dengan Ketua RT 01. Informasi yang diperolehnya, Slamet sementara ini tak terkait dengan jaringan teroris mena pun.

"Slamet baru pindah ke sini tiga bulan. Kebetulan rumahnya dekat dengan rumahnya itu, Pak Sidik," ucap Sobirin, Jumat sore.

Pada Jumat pagi, masih tampak aktivitas di rumah Slamet. Namun, menjelang siang, keluarga Slamet pergi.

"Izinnya ke RT pulang ke Tegal," dia menjelaskan.

Ia menduga, Slamet dan keluarga pulang ke rumah orangtuanya untuk menenangkan diri usai sempat ditangkap Densus 88 Antiteror.


Kesan Warga terhadap Keluarga Slamet

Penggeledahan toko milik terduga teroris Banyumas, Sidik, di Karangpucung, Purwokerto Selatan. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Sobirin mengaku tak mengenal dekat Slamet. Soalnya, Slamet dan keluarganya baru pindah beberapa bulan lalu. Lagi pula, Slamet kerap pulang malam sehingga jarang berinteraksi.

Namun, berbeda dengan Sidik yang cenderung tertutup, Sobirin menyebut keluarga Slamet tergolong keluarga biasa saja. Tak ada kesan ekesklusif seperti keluarga Sidik.

"Istrinya Pak Sidik itu kan bercadar. Kalau istrinya Slamet tidak," dia menerangkan.

Diketahui, Densus 88 Antiteror menangkap terduga teroris, Sidik alias SI (53), warga Jalan Agus Salim Gang VI RT 003 RW 11 Kelurahan Karangpucung, Purwokerto Selatan.

Dalam penggeledahan di salah satu rumah terduga teroris, Sidik di Dusun Sukadamai RT 01/03 Desa Pasir Wetan Kecamatan Karanglewas, Banyumas Densus 88 menyita barang bukti berupa sepucuk senapan angin, dua busur panah beserta anak panahnya, tiga flashdisk, berbagai buku dan dokumen tentang teroris.

Sidik diduga terkait dengan Jaringan Terorisme Ageng Nugroho dari kelompok Suryadi Mas’ud. Sidik juga diduga mendanai jaringan Ageng untuk berangkat ke Filipina Selatan dan sempat menyembunyikan Ageng.

Keterangan yang diperoleh Liputan6.com, Densus 88 menangkap Sidik berdasar pengembangan penangkapan Ageng Nugroho, pada Kamis pagi.

Tonton video menarik di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya