Liputan6.com, Semarang - Ketua Tim Penggerak PKK Kota Semarang, Krisseptiana Hendrar Prihadi ternyata berjualan sembako murah. Ia dan tim PKK membuat paket berisi beras 4 kg, gula pasir 1 kg, minyak goreng 1 liter, 1 kotak teh, dan 4 bungkus mie instan. Paket itu dijual di pasar murah atau bazaar.
Istri Wali Kota Semarang itu menjelaskan bahwa hal itu untuk merespon tingginya angka inflasi akibat kenaikan harga beras. Penjualan dilakukan dengan kupon.
"Satu kupon harganya Rp 50 ribu. Tentu lebih murah dibanding harga di pasaran. Bisa lebih murah karena disubsidi Pemkot dan Pak Juliari. Tentu juga tak mengambil untung. Semoga mampu membantu menekan inflasi," kata Tia Hendi, Sabtu (3/2/2018).
Baca Juga
Advertisement
Langkah Tia Hendi sebenarnya merupakan kerjasama dengan Pemerintah Kota Semarang. Sang suami, Hendrar Prihadi berulangkali berdiskusi dengannya di rumah mengenai pelaksanaan pasar murah untuk menekan inflasi. Pada saat bersamaan, anggota DPR RI, Juliari Batubara juga mengajak bergerak bersama mengendalikan inflasi.
Hendi menyebutkan bahwa inflasi bulan Januari 2018 cukup tinggi karena adanya kenaikan indeks semua kelompok pengeluaran.
"Sesuai catatan Badan Pusat Statistik (BPS) kenaikan harga beras sangat dominan dalam menyumbang inflasi. Jadi pengeluaran terbesar ada pada kelompok bahan makanan. Pasar murah ini untuk menyikapi hal itu," kata Wali Kota Semarang.
Data BPS
Pasar murah digelar di dua titik yang memiliki penduduk sangat padat, dan didominasi keluarga biasa-biasa saja. Kecamatan Semarang Barat dan Kecamatan Tembalang.
"Hari ini kami fokus menekan kenaikan harga bahan pangan dengan pasar murah. Ini penting, tapi yang lain juga penting. Alhamdulillah Kota Semarang punya layanan fasilitas serba gratis. Sekolah gratis, berobat gratis, hingga bus sekali bayar dan bus gratis untuk anak sekolah," kata Hendi.
Anggota DPR RI, Juliari Batubara menyebutkan bahwa ia sengaja datang ke Semarang dan menemui Wali Kota serta Ketua PKK Kota untuk bersama mengambil langkah. Kenaikan harga beras kemudian diikuti dengan naiknya pengeluaran.
"Alhamdulillah mas Hendi dan mbak Tia mau bersama-sama menggelar pasar murah untuk mengendalikan inflasi," kat Juliari.
Data di BPS Jawa Tengah, pada Januari 2018 inflasi mencapai 0,88% di Provinsi Jawa Tengah. Angka inflasi tersebut lebih tinggi dari tingkat inflasi nasional yang sebesar 0,62%. Adapun 4 kota yang tercatat sebagai penyumbang inflasi tertinggi di Jawa Tengah adalah Cilacap dengan inflasi sebesar 1,33%, disusul Purwokerto sebesar 1,29%, kemudian Tegal 1,15%, dan Kudus 1%. Di Semarang inflasi mencapai 0,81%.
Advertisement