Liputan6.com, Jawa Timur - Pita hitam di lengan para siswa dan guru SMA Negeri 1 Torjun, Sampang, Jawa Timur, sebagai tanda duka berpulangnya seorang guru keseniaan, setelah menjadi korban penganiayaan seorang siswanya sendiri.
Seperti ditayangkan Liputan6 siang SCTV, Sabtu (3/02/2018), sementara siswa yang jadi pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka dan kini ditahan oleh polisi.
Advertisement
Keluarga besar SMA Negeri 1 Torjun, masih berduka. Sehari usai pemakaman guru kesenian, Budi Cahyanto, mereka mengungkapkan tanda berduka dengan mengenakan pita hitam di lengan. Insiden antara seorang siswa dan guru itu tidak membuat para siswa larut dalam duka. Namun, aktivitas belajar mengajar, tetap berlangsung seperti biasanya.
Dalam pandangan para siswa, nyaris tak ada cela pada sosok guru kesenian yang dikenal komunikatif itu. Tak heran, bila para siswa SMA Negeri 1 Torjun, sangat merasakan akan kehilangan.
Sementara, penyidik Polres Sampang, telah melakukan olah tempat kejadian perkara (tkp) untuk mendapatkan rangkaian peristiwa. Polisi juga menghimpun keterangan para saksi, yang melihat langsung tindak penganiayaan.
Polisi akhirnya menetapkan seorang siswa, sebagai tersangka. Ia dijerat dengan pasal penganiayaan, yang menyebabkan hilangnya nyawa seseorang.
Dalam pemeriksaan terungkap, tersangka sengaja memukul korban karena tidak terima ditegur, meski kedapatan berulah di dalam kelas. Selain hukuman penjara, tersangka juga terancam diberhentikan dari SMA Negeri 1 Torjun, Sampang.
Selain itu, pada Jumat malam, 2 Februari 2018, digelar aksi seribu lilin di Monumen Trunojoyo, Sampang. Aksi ini sebagai bentuk belasungkawa untuk guru Budi Cahyanto, yang meninggal dunia karena dianiaya muridnya sendiri.