Liputan6.com, Sampit - Kecelakaan terjadi di Jalan Lintas Kalimantan, Kalimantan Tengah, Sabtu, 3 Februari 2018. Sebuah mobil bak terbuka atau pikap yang mengangkut rombongan jemaah pengajian asal Kalimantan Barat bertabrakan dengan truk semen.
Lokasi kejadian ini di kilometer 32 Desa Pundu, Kecamatan Cempaka Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur. Peristiwa ini terjadi pukul 06.00 WIB. Ketika itu, mobil rombongan pengajian yang akan menuju Palangka Raya menghajar truk yang akan menuju Sampit.
Baca Juga
Advertisement
Kronologi kecelakaan itu berawal saat truk semen bernomor polisi DA 1983 TN yang dikemudikan Ahmad Rudianur melaju dari arah Palangka Raya menuju Sampit. Tiba-tiba sekitar KM 31, dari arah berlawanan datang mobil pikap dengan nomor polisi KB 8629 yang dikemudikan Noval mengambil jalur truk. Tabrakan maut pun tak bisa dihindari.
Diduga, peristiwa ini terjadi akibat sopir pikap mengantuk dan tidak menguasai jalan sehingga pada saat tikungan ia mengambil jalur lain.
Akibat kecelakaan itu, dari 15 penumpang pikap, 11 orang tewas di tempat. Sementara tiga lainnya mengalami luka parah.
Korban Tewas dan Luka-Luka
Penumpang pikap yang meninggal dunia yakni Ustaz Hamzah (43), Agusni (50), Mukminin (40), Agus (35), Ridwan (35), Huda (30), Aulia (25), Yus (28), Marwan (40), dan Jono (55), dan Noval (40), sopir pikap.
Sedang tiga penumpang yang luka parah dan dirujuk di RSUD Kasongan yaitu Hanafi, Abdul Hadi, dan Lukman. Sedangkan, sopir sendiri belum diketahui identitasnya.
Kapolsek Pundu Iptu Rahmad ketika dihubungi wartawan dari Palangka Raya, 3 Februari 2018, mengatakan, saat ini polisi tengah menangani korban yang meninggal dunia untuk dimandikan kemudian dilakukan salat jenazah untuk kemudian berkoordinasi dengan keluarga korban yang ada di Kalimantan Barat.
Sedangkan, untuk korban yang luka-luka sudah mendapatkan perawatan di RSUD Kasongan. "Untuk sopir truk saat ini sudah kami amankan di Polsek Pundu," Rahmad menandaskan.
Advertisement
Pemakaman Korban
Warga Kalimantan Barat yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas di Jalan Tjilik Riwut km 32 Desa Pundu Kecamatan Cempaga Hulu Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, dimakamkan dalam satu lubang.
"Sebagian dimakamkan di Pundu, sebagian lagi diantarkan ke kampung halaman mereka di Kalimantan Barat. Tadi alhamdulillah pemakaman berjalan lancar dan baru selesai, sekaligus mempersiapkan jenazah lainnya yang akan diberangkatkan," kata Camat Cempaga Hulu, Ubaidillah di Pundu, Sabtu malam, dilansir Antara.
Ubaidillah mengatakan, semua pihak bahu-membahu membantu menangani musibah ini. Masyarakat pun dengan sukarela membantu mengevakuasi hingga mengurus pemakaman jenazah.
Kepala Desa Pundu, Sugianto mengatakan, awalnya seluruh jenazah akan dimakamkan di Desa Pundu. Namun setelah dikoordinasikan, pihak keluarga sebagian korban meminta jenazah dibawa pulang.
"Yang dimakamkan di Pundu ini sudah atas persetujuan keluarganya. Ada pula korban yang sebelumnya berwasiat minta dimakamkan di mana pun ketika dia meninggal saat berdakwah, makanya dimakamkan di sini, di antaranya Pak Mukmin," kata Kepala Desa Pundu, Sugianto di Pundu, Sabtu sore.
Dari 11 korban meninggal dunia, lima korban dimakamkan di Desa Pundu, yakni Aulia (25), Agusni (50), Hamzah (43), Mukmin (40) dan Noval (40).
Enam korban lainnya yakni Al Huda (30), Iyus (28), Marwan (40), Jono (55), Iwan (35), dan Agus Mega (35). Enam jenazah ini rencananya dibawa ke RSUD dr Murjani Sampit, kemudian dibawa ke kampung halaman mereka di Kalimantan Barat.
Seluruh jenazah dibersihkan, dikafani dan dishalatkan di masjid Desa Pundu. Selanjutnya lima jenazah dimakamkan, sedangkan enam jenazah lainnya diberangkatkan menggunakan ambulans.
Pemakaman di Desa Pundu dilaksanakan Sabtu sore. Kelima jenazah dimakamkan dalam satu lubang yang sama yang sengaja dibuat berukuran cukup besar karena awalnya diperkirakan akan menampung 11 jenazah, namun ternyata hanya lima jenazah yang dimakamkan di Pundu.
Kapolsek Cempaga Hulu Iptu Rahmat membenarkan bahwa lima jenazah dimakamkan di Desa Pundu, sedangkan enam jenazah lainnya akan dibawa ke kampung halaman masing-masing di Kalimantan Barat.
Duka Keluarga Korban
Keluarga korban kecelakaan di Desa Pundu, Kecamatan Hulu, Kotawaringin Timur (Sampit), Kalimantan Tengah, yang kesemuanya asal Kalimantan Barat, mengikhlaskan jenazah anggota keluarganya yang meninggal dalam peristiwa naas itu dimakamkan di tempat kejadian.
"Ini sesuai amanah almarhum, jika terjadi musibah dan meninggal di perjalanan, maka jenazah dimakamkan di daerah tempat kejadian," kata Malik, adik dari Ustadz Hamzah (41), salah satu korban tewas peristiwa kecelakaan saat dihubungi di Pontianak, Sabtu, dilansir Antara.
Keluarga besar almarhum Ustadz Hamzah tinggal di Sungai Pinyuh. Ustadz Hamzah ikut dalam rombongan asal Kalimantan Barat yang akan menghadiri ijtima atau pertemuan tahunan Jamaah Tabligh bertempat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Menurut Malik, kakaknya yang merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara, merupakan alumni Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
Almarhum belajar di pesantren itu selama empat tahun. "Sejak SMA almarhum sudah kesana (pesantren). Juga pernah di pesantren Tambak Beras, masih di Jombang," katanya.
Ustadz Hamzah selama ini dikenal keluarga tidak memiliki riwayat penyakit. "Berangkat dalam keadaan sehat, tak ada sakit," katanya lagi.
Ustadz Hamzah, tujuh bersaudara. Ia anak kelima, sementara Malik merupakan anak keenam. Hamzah lahir tahun 1977 dan Malik lahir tahun 1979. "Saya adik langsung, usia kami beda dua tahun," katanya.
Saat ini, jenazah sudah dimakamkan oleh teman-temannya yang ikut dalam rombongan tersebut yang dalam keadaan selamat. "Jadi kami serahkan kepada teman-teman disana untuk mengurus jenazah kakak saya," katanya menjelaskan.
Mulyono Ali, abang kandung korban mengaku menerima informasi tersebut sekitar pukul 09.00 WIB. "Kami sekeluarga sudah ikhlas, mamak juga sudah terima," ujar Mulyono.
Ustadz Tacha, salah satu rekan almarhum Ustadz Hamzah mengatakan saat ini mereka masih mengumpulkan informasi mengenai musibah yang menimpa korban dari jamaah Tabligh tersebut.
Ustadz Tacha sendiri, saat dihubungi masih dalam perjalanan menuju Jawai, Kabupaten Sambas guna menghadiri Tabligh Akbar Syekh Ali Jaber.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement