Sebut Anaknya Mengidap Kanker, Orang Tua Ini Tipu Banyak Orang

Sepasang orang tua di Florida menipu publik dengan kedok pengobatan kanker untuk anaknya.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 05 Feb 2018, 06:27 WIB
Ilustrasi (i24News.tv)

Liputan6.com, Okaloosa, AS - Sepasang orang tua asal Florida, Amerika Serikta (AS), mengatakan putranya yang berusia 13 tahun, mengidap kanker selaput otak, sehingga membutuhkan sumbangan dana cukup besar untuk pengobatannya.

Namun, keduanya kini ditahan oleh otoritas keamanan kota Okaloosa atas tuduhan penipuan dan kekerasan pada anak.

Dilansir dari laman NYDailiyNews.com pada Minggu (4/2/2018), Kantor Sherif setempat telah menjatuhkan tuduhan hukum kepada pasangan Robert Long (47) dan sang istri, Ginny Irovando Long (34) pada Kamis, 2 Februari 2018.

Tuduhan hukum tersebut terdiri dari satu tuduhan kekerasan pada anak, dan tujuh tuduhan praktik penipuan.

Kedua tesangka disebut menggunakan diagnosis palsu untuk menggalang dana di sekolah publik dan online. Diagnosis palsu tersebut diunggah di halaman Facebook yang dibuat keduanya, dan juga dimasukkan ke laman GoFundMe – situs pendanaan publik terbesar di AS – seraya menyertakan kisah dramatis tentang putranya yang disebut mengidap kanker selaput otak.

Pasangan Robert dan Ginny Long disebut tidak sengaja menemukan lampiran diagnosis terkait saat mengantar putranya berobat di suatu hari.

Laporan itulah yang kemudian dijadikan alat untuk melakukan aksi penipuan publik dengan kedok penggalangan dana untuk kesembuhan anaknya.

 

 

Simak video tentang kasus penipuan oleh warga negara asing berikut: 

 

 


Berbohong pada Anak

Deteksi DNA kanker yang bermutasi akan memudahkan pengobatan. (Ilustrasi: Science News Journal)

Sang anak sejatinya hanya terserang demam, bukan kanker selaput otak. Namun, keduanya justru menyalin lampiran tersebut dan membuatnya seolah-olah menunjukkan putranya mengalami hal serupa.

Kepada polisi, sang anak berujar bahwa ibunya mengatakan jika ia mengidap kanker selaput otak pasca-pemeriksaan medisi yang dilakukan pada awal 2017 lalu. Ia bahkan disebut meninggal pada Mei 2017.

Namun, delapan bulan setelah klaim diagnosis tersebut, sang anak mulai mempertanyakan tentang penyakitnya. Ia berpikir dirinya masih berkesempatan untuk sembuh, meskipun cek kesehatan tidak lagi dilakukannya sejak Mei 2017.

Hingga kemudian, sang anak mulai curiga ketika beberapa orang menanyakan proses penyembuhan kanker selaput otak yang diidapnya. Ia tidak mampu menjawab karena ia tidak lagi menjalani cek kesehatan sejak lama.

Pada akhirnya, beberapa kejanggalan terkait mulai dirasakan oleh publik, dan melaporkan kepada polisi mengenai kemungkinan paraktik penipuan oleh pasangan tersebut.

Kini, pasangan Robert dan Ginny terancam hukum 5 tahun penjara dan denda ribuan dollar AS atas kasus penipuan dan eksploitasi anak yang dilakukan keduanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya