Jembatan Gantung di Cianjur Putus, Belasan Warga Jadi Korban

Biaya perawatan korban putusnya jembatan gantung ini akan ditanggung Pemerintah Kabupaten Cianjur.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Feb 2018, 18:04 WIB
Ilustrasi jembatan

Liputan6.com, Cianjur - Belasan warga luka-luka dan seorang di antaranya kritis akibat putusnya jembatan gantung antardesa di Desa Pusakasari-Karyamukti, Kecamatan Leles, Cianjur, Jawa Barat. Jembatan ini baru digunakan warga selama tiga pekan terakhir.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, tetapi 11 orang warga luka-luka dan seorang kritis setelah terjatuh dari jembatan gantung yang memiliki ketinggian 10 meter dengan panjang 58 meter itu.

Berdasarkan informasi dihimpun, peristiwa tersebut bermula ketika belasan warga Kampung Sikluk, Desa Karyamukti, hendak menyeberang jembatan yang membentang di atas sungai Cisokan, usai mengantar kerabatnya berobat.

Sebagian besar korban jatuh bersama sepeda motor yang mereka tumpangi agar cepat sampai ke rumahnya masing-masing. Korban sengaja memilih lewat jembatan karena jarak tempuh lebih cepat dibandingkan melewati jalan utama yang rusak.

"Sejak jembatan ini selesai tiga minggu yang lalu, warga lebih memilih untuk melintas di jembatan karena jarak tempuh lebih cepat. Saat kejadian ada enam sepeda motor yang melintas sekaligus," kata Suryadi Sekdes Karyamukti, Minggu (4/2/2018), dilansir Antara.

Para korban tidak masuk secara bersamaan sehingga jarak antara kendaraan cukup jauh. Saat itu, tiba-tiba kawat sling jembatan putus.

Akibatnya, korban yang berada di dua ujung dan tengah jembatan langsung terjun ke dasar sungai dengan ketinggian lebih dari 10 meter itu. Bahkan, empat orang lainnya yang sudah ada di ujung jembatan ikut tercebur ke dasar jembatan.

"Tidak semuanya di tengah, sudah ada yang di ujung hampir sampai dan ada yang baru masuk. Yang langsung jatuh di posisi tengah, kalau yang lainnya terbawa ke tengah karena jembatan jadi miring ke bawah," kata Suryadi.

 


Tanggung Jawab Pemkab

Ilustrasi jembatan amblas. (USA Today)

Dia menjelaskan, ada 12 orang yang menjadi korban dalam peristiwa putusnya jembatan yang baru selesai dan digunakan warga selama tiga pekan tersebut. Empat di antaranya luka berat, satu korban kritis, dan lainnya luka ringan.

"Untuk yang kritis dirawat di RSUD Pagelaran karena luka robek di bagian kepala. Sedangkan belasan korban lainnya mendapat perawatan di puskesmas terdekat," katanya.

Dia berharap, Pemkab Cianjur segera memperbaiki jembatan yang putus itu karena merupakan akses utama antardesa untuk warga beraktivitas. "Kalau bisa kualitasnya ditingkatkan karena melihat kondisi fisik jembatan meragukan," katanya.

Wakil Bupati Cianjur, Herman Suherman mengatakan, putusnya jembatan bukan dari segi kualitas yang buruk, tetapi akibat beban melampaui batas. Pemkab akan mendorong rekanan segera memperbaiki jembatan karena masih dalam masa perawatan.

"Setiap jembatan gantung akan dipasangi papan informasi beban maksimal yang dapat dilalui. Jembatan putus karena kelebihan muatan bukan karena kualitasnya jelek. Segera diperbaiki agar dapat kembali digunakan," kata Herman.

Sedangkan untuk korban, Pemkab Cianjur, akan membebaskan biaya perawatan dan penanganan medisnya alias gratis. "Semua biaya perawatan terhadap korban digratiskan, saat ini kami masih menunggu hasil tim di lapangan," katanya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya