Liputan6.com, Melbourne - Wali Kota Melbourne, Robert Doyle, mengundurkan diri di tengah terpaan skandal yang menyebut bahwa dirinya melakukan pelecehan seksual.
Pria berusia 64 tahun itu dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap tiga perempuan, termasuk sebuah tuduhan yang menyebut bahwa dirinya pernah menyentuh payudara rekan kerjanya.
Sebelum memutuskan untuk mengundurkan diri, Doyle bersikeras dan berulang kali menyangkal tuduhan itu.
Veteran politik tersebut telah tiga kali menjabat sebagai Wali Kota Melbourne, kota terbesar kedua di Australia.
Pada Desember lalu, Doyle memutuskan cuti setelah anggota dewan lain, Tessa Sullivan, mengundurkan diri. Dikutip dari BBC, Senin (5/2/2018), Sullivan menuduh Doyle meraba-raba dirinya dan membuat komentar yang tidak pantas.
Baca Juga
Advertisement
Dua perempuan lain, salah satunya termasuk anggota dewan kota, mengajukan tuduhan pelecehan seksual terhadap Doyle.
Pada saat itu Doyle mengaku terkejut dan menggambarkannya sebagai hal yang "sangat menjijikkan".
Pengacara Doyle, Nick Ruskin, menegaskan bahwa kliennya mempertahankan posisi tidak bersalah.
Di tengah terpaan tuduhan pelecehan seksual tersebut, Doyle juga mengundurkan diri sebagai ketua sebuah perusahaan layanan kesehatan publik, Melbourne Health.
Dewan Kota Melbourne sedang menyelidiki tuduhan tersebut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Diterpa Skandal Seks, Politisi Partai Republik AS Bunuh Diri
Tuduhan pelecehan seksual yang menerpa politikus bukan kali ini saja terjadi. Pada Desember 2017, seorang anggota legislatif dari Partai Republik Amerika Serikat, Dan Johnson, ditemukan tewas akibat bunuh diri pada Rabu, 13 Desember 2017 malam waktu setempat.
Peristiwa itu terjadi setelah politisi asal Kentucky itu menolak mengundurkan diri di tengah terpaan skandal seks.
Ia dituduh melakukan kekerasan seksual terhadap seorang remaja di ruang bawah tanah rumahnya.
Sheriff Bullitt County, Donnie Tinnell, mengatakan bahwa Johnson menembak dirinya sendiri di sebuah jembatan di Mount Washington, Kentucky. Tinnnel mengonfirmasi kematian Johnson ke WDRB-TV di Louisville.
Pada 11 Desember 2017, Kentucky Center for Investigative Reporting menerbitkan sebuah laporan skandal seks yang melibatkan Johnson. Seorang perempuan bersaksi bahwa Johnson telah melakukan kekerasan seksual di ruang bawah tanah rumahnya pada 2013.
Saat peristiwa itu terjadi, perempuan yang mengaku sebagai korban tersebut melaporkan kejadian itu kepada polisi. Namun, aparat yang menyelidikinya menutup kasus tersebut dan tidak mengajukan sangkaan.
Keesokan harinya, yakni pada 12 Desember 2017, pria yang juga merupakan pemuka agama itu mengadakan konferensi pers di mimbar rumah ibadah. Ia mengatakan bahwa tuduhan skandal seks terhadapnya benar-benar keliru.
Ia menuding pelapor sebagai bagian dari strategi untuk mengalahkan kubu Republik yang konservatif.
Advertisement