Liputan6.com, Munich - Sebuah tempat di sudut kota Jerman mengungkap sebuah misteri. Ini bukan soal cerita horor, tetapi klub malam supermewah yang letaknya "tak biasa", karena sukar diakses.
Tersembunyi beberapa meter di bawah tanah, klub malam yang baru dibangun tersebut tampak seperti parkiran mobil pada umumnya. Hanya sedikit orang yang berani menginjakkan kakinya di Munich Cintenance Club, nama klub malam itu.
Advertisement
Apa yang diketahui dari Munich Cintenance Club adalah klub malam ini berlokasi di suatu tempat di belakang Theresienwiese Square, Jerman, di mana jutaan orang berkumpul untuk merayakan Oktoberfest setiap tahunnya.
Menurut News.com.au, Senin (5/2/2018), pengunjung yang kerap menyambangi klub malam itu hanyalah orang-orang berduit atau miliarder.
Mereka rela merogoh kocek untuk biaya keanggotaan pub dengan nominal US$ 1,6 juta (Rp 21,6 miliar) per tahun untuk kelas VIP, termasuk fasilitas yang disediakan, seperti misal penerbangan dengan jet pribadi dari manapun di Eropa, serta ruang parkir mobil bawah tanah khusus yang megah.
Menurut sebuah laporan khusus, kebanyakan pengunjung yang menikmati klub malam tersebut adalah kaum pria.
Sedangkan untuk wanita, sejauh mata memandang hanya ada pelayan-pelayan cantik nan seksi. Setidaknya, itulah persyaratan khsusus yang harus dimiliki perempuan yang ingin bekerja di Munich Cintenance Club.
Ketika dibuka bulan lalu, Munich Cintenance Club menuai kontroversi. Klub malam ini dilabeli sebagai "rumah bordil yang mulia" dan "klub misoginis yang jantan", menurut situs lokal Jerman Abendzeitung.
Tapi anggapan semacam itu ditampik oleh pemilik klub yang namanya enggan disebutkan. Lalu, seperti apa gambaran klub malam super mewah itu?
Kisah di Balik Klub Malam Rahasia di Jerman
Pemilik Munich Cintenance Club, pria 63 tahun, sebuat saja Michael, memberikan keterangan menarik tentang bisnisnya yang tetap bisa beroperasi secara diam-diam.
Di dalamnya terdapat lampu gantung berukuran raksasa, lukisan besar bergambar tiga pria dan seorang wanita yang sedang melakukan adegan seks, sofa berwarna emas, mahkota dan patung.
"Orang-orang normal," kata Michael yang tampak tak menyambut baik pertanyaan seorang wartawan saat investigasi.
"Mereka banyak komplain. Saya tidak ingin ada orang duduk di sini sepanjang malam sambil minum Coke (sejenis soda) dan terlihat murung," imbuhnya.
Ia juga membeberkan mengenai persyaratan khusus yang harus dimiliki oleh seorang wanita yang ingin menjadi pelayan di Munich Cintenance Club: lajang, beratnya harus kurang dari 59 kilogram, usianya di bawah 35 tahun dan tinggi minimal 1,75 meter.
"Para pelayan wanita di sini harus elegan... dan seksi," imbuh si pemilik klub malam.
Dan ada peraturan lain yang menyatakan, para pelayan tersebut hanya diperbolehkan untuk berbicara jika ada pelanggan yang mengajak mereka berbincang.
"Pelayan-pelayan itu tak mau dibayar dengan gaji 250 dolar untuk satu malam, sehingga satu-satunya cara untuk menambah uang mereka yakni dengan melacurkan diri, sembilan puluh persen dari mereka menjual diri," kata Michael.
Untuk urusan menu yang disajikan, semuanya serba bersiram tiram, seperti misal daging sapi Kobe, serta sampanye dan kaviar.
Michael enggan menyebutkan berapa banyak pelanggan yang datang ke Munich Cintenance Club tiap harinya. Meski demikian, ia mengatakan bahwa ia selalu menerima dua request atau permintaan per hari.
Simak video menarik berikut ini:
Advertisement