Liputan6.com, Jakarta Pria juga bisa menopause? Namun, namanya tentu berbeda. Menopause pada pria itu dikenal dengan andropause, yakni kondisi ketika produksi testosteron pada pria menurun setelah usia tertentu.
Andropause itu prosesnya lamban dibandingkan dengan menopause. Kalau menopause, ovarium berhenti berfungsi total, tapi pada andropause itu testis masih mampu menghasilkan testosteron meski jumlahnya sedikit.
Advertisement
Tidak ada usia khusus pada pria yang mengalami andropause. Untuk menopause, yang telah dianggap sebagai istilah eksklusif hanya untuk wanita, terjadi pada wanita berusia antara 40 sampai 50 tahun, terkadang bahkan lebih awal atau lambat.
Menopause didefinisikan saat seorang wanita tidak mendapatkan menstruasi selama 12 bulan. Ovariumnya berhenti berfungsi dan ada banyak perubahan fisik dan mental yang dia alami selama menopause. Namun, bukan hanya wanita, bahkan pria mengalami menopause setelah berusia 30 atau lebih.
Tingkat testosteron mulai menurun pada laki-laki sebesar 1 persen setiap tahunnya setelah usia 30 atau lebih, dan kondisinya dikenal sebagai andropause.
Saksikan juga video berikut ini:
Alami Perubahan Fisik dan Mental
Para ahli mengatakan penurunan produksi testosteron pada pria juga bisa karena kondisi seperti diabetes. Gejala lain yang menyebabkan kadar testosteron pada pria menurun, antara lain depresi, kelelahan, kelemahan, dan bahkan masalah seksual.
Seorang pria sehat mampu menghasilkan sperma sampai usia 80 atau lebih. Fungsi testis berubah drastis antara usia 50 dan 70 tahun.
Sama seperti menopause, andropause juga menyebabkan berbagai perubahan fisik dan mental pada pria. Pria cenderung merasa tertekan, tingkat energi yang rendah, mengalami kesulitan dalam tidur, berkurangnya ukuran testis, perkembangan payudara, kehilangan rambut pada tubuh, mengurangi kecenderungan seksual dan rendahnya kepercayaan diri.
Ketika wanita mengalami menopause, ia tak bisa hamil lagi. Berbeda pada andropause di mana pria masih ada kemungkinan menjadi ayah. Namun, ini bisa memberi ruang beberapa komplikasi karena kualitas sperma seperti dilansir DoctorNDTV, Senin (5/2/2018).
Advertisement