Tak Ada Angkot, Delman di Garut pun Jadi

Sopir angkot di Garut memutuskan untuk mogok masal. Kusir delman akhirnya kecipratan rezeki berlimpah.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 05 Feb 2018, 20:30 WIB
Sopir angkot di Garut memutuskan untuk mogok masal. Kusir delman akhirnya kecipratan rezeki berlimpah. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Bak durian runtuh, aksi mogok massal yang dilakukan sopir angkutan kota (angkot) Garut, Jawa Barat hari ini, membawa berkah bagi angkutan tradisional delman dan angkutan pedesaan (angped).

Mereka mampu meraup rezeki hingga beberapa kali lipat dari melonjaknya penumpang akibat mogok massal angkot tersebut.

"Saya sudah dapat Rp 300 ribu jam segini," ujar Asep (39), salah satu kusir delman di pertigaan Tarogong, sambil melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 10.05 WIB, saat ditemui Liputan6.com, Senin (5/2/2018).

Asep mengatakan, aksi mogok massal angkot membawa berkah bagi dirinya dan kusir delman lainnya. Pasalnya, para penumpang mulai pelajar, pegawai kantoran, hingga masyarakat umum yang biasa menggunakan jasa angkot beralih.

"Daripada kesiangan ya walaupun terlambat akhirnya pakai delman," ujarnya menambahkan.

Tak pelak, dengan melonjaknya penumpang dari angkot itu, rezeki dadakan yang tidak diperhitungkan sebelumnya itu, bisa dinikmati dengan suka anak istrinya. "Lumayan lah buat yang di rumah," ujar dia sambil tersenyum.

Kusir delman asal Kampung Dukuh, Tarogong itu menyatakan bila hari biasa, hasil tarikan dari penumpang yang didominasi kalangan ibu-ibu belanja ke pasar hanya berkisar Rp 100 ribu. Itu pun jika mereka bekerja seharian dari pukul 05.00 WIB.

Namun saat demo saat ini, dalam hitungan kurang dari lima jam, sebanyak Rp 300 ribu berhasil didapat. "Naik tiga kali lipat, ya rizki nomplok," kata dia menambahkan sambil menghela nafas dan menghitung uang hasil tarikannya dari pukul 07.00 WIB tadi.

 

 

 

 


Akses Masuk Kota

Sopir angkot di Garut memutuskan untuk mogok masal. Kusir delman akhirnya kecipratan rezeki berlimpah. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Dirman, kusir delman lainnya menambahkan, melonjaknya tarikan penumpang hari ini karena mudahnya akses masuk ke kota yang diberikan petugas untuk membantu angkut penumpang yang ditinggalkan angkot.

"Kalau tidak mogok mana bisa saya ke Pemda atau ke pusat kota, sebab dilarang," ujarnya.

Meskipun tidak selamanya, ia mengaku naiknya jumlah penumpang yang menggunakan delman menjadi berkah tersendiri baginya.

"Alhamdulillah, saya berhenti dulu. Kasihan kuda belum istirahat dari pagi tadi," ujar dia yang mengaku telah mengantongi Rp 250 ribu hasil angkutan penumpang.

Sementara itu, Roni (25) sopir angkutan pedesaan (angped) dari Samarang mengatakan, akibat mogok massal angkot, ia diberikan akses hingga pusat kota dan warga lainnya hingga ke pusat kota.

"Kami dapat izin dari pak polisi," ujarnya

Dengan adanya kemudahan akses lalu lintas itu, ia mengaku jumlah tarikan penumpang dari desa pun melonjak drastis. "Paling saya satu rit nganter ke pangkalan angkot, sekarang sudah tiga rit masuk kota," ujarnya.

Meskipun tidak menyebutkan berapa angka pasti raihan uang dari penumpang yang naik, namun naiknya cukup siginikan. "Ya lumayan sudah ada buat setor, tinggal buat yang di rumah," ujarnya sambil tersenyum semringah.


Pemda Garut Dukung Aksi Mogok Angkot

Sopir angkot di Garut memutuskan untuk mogok masal. Kusir delman akhirnya kecipratan rezeki berlimpah. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengaku mendukung upaya demo yang dilakukan ribuan sopir angkot tersebut. Menurutnya, aksi tolak tarik penumpang yang dilakukan sopir angkot, merupakan bentuk kekesalan mereka akibat maraknya angkutan online.

"Saya setuju dengan organda, silahkan saja (demo) asal yang tertib saja dan kondusif jangan anarkis," ujarnya selepas apel pagi di lapangan Setda Pemda Garut.

Menurutnya, aksi demo ribuan sopir angkot tersebut, diharapkan mampu memberikan masukan dan solusi bagi Pemda dalam menyiapkan regulasi yang menguntungkan seluruh pihak. "Apalagi jika tuntutannya ingin ada Perda jelas harus ada masukan, ini kan salah satu bahan," ujarnya.

Kepala Dinas Perhubungan Garut Suherman menambahkan, pasca-keluarnya Permenhub 108 Tahun 2017, hingga kini belum ada perusahaan dan pemilik angkutan online di Garut, yang memenuhi persayaratan perundangan itu."Itu kan syaratnya ada sembilan poin yang harus dipenuhi," kata dia.

Untuk mendukung upaya sosialisasi bagi pemilik dan perusahaan online, ia berencana memasang spanduk di beberapa titik. "Sejak 1 Februari pun sudah ada sosialiasasi tapi belum semuanya mengetahui," ujarnnya.

Jika imbauan itu tidak digubris, ujar dia, bakal tegas menghentikan perjalanan angkutan online. "Kita tangkap saja, makanya semakin cepat mereka memproses (Pemenuhan berkas persyaratan) semakin cepat pula operasi," ujarnya.

Sesuai janji para sopir dan pengusaha organda, ribuan sopir angkot dari 19 jurusan se-kabupaten Garut melakukan aksi mogok massal menolak penumpang. Dalam aksinya, mereka menuntut penghentian angkutan online dan keluarkan Perbup dan Perda terkait larangan tersebut.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya