Gelar Rapat Pimpinan, TNI AD Bahas Pengadaan Senjata Baru

TNI Angkatan Darat (AD) mengelar Rapat Pimpinan (Rapim) Tahun Anggaran 2018.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 05 Feb 2018, 18:04 WIB
Ilustrasi TNI. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - TNI Angkatan Darat (AD) menggelar Rapat Pimpinan (Rapim) Tahun Anggaran 2018. Bertempat di Mabes TNI AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Rapim tersebut digelar secara tertutup.

Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Mulyono memimpin langsung kegiatan tersebut.

"Ini merupakan implementasi dan tindak lanjut dari Kemhan. Kemudian dari TNI yang sudah ada beberapa waktu lalu. Hari ini kita laksanakan rapat pimpinan, kita mengacu kepada kebijakan-kebijakan dan petunjuk-petunjuk di lapangan yang juga disampaikan pada rapat pimpinan," tutur Mulyono, Senin (5/2/2018).

Mulyono menyebut, rapim tersebut dihadiri seluruh Pangkotama, termasuk Danrem provinsi dan seluruh Dansat di TNI AD. Pastinya, kesempatan itu dimanfaatkan untuk mengevaluasi capaian program di 2017 lalu.

"Kita menyampaikan hasil evaluasi itu dan kebijakan-kebijakan yang sudah kita rumuskan, yang sudah kita sampaikan kepada seluruh para Panglima dan Komandan Satuan. Sehingga harapan kita agar mendapatkan suatu persepsi, punya visi dan tujuan yang sama, dihadapkan dengan situasi kemudian, tantangan yang ada di dalam tahun 2018 mendatang," jelas dia.

 


Pengadaan Senjata

ilustrasi TNI. (Liputan6.com)

Beberapa hal yang ingin dicapai dalam Rapim juga disesuaikan dengan Program 100 Hari Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

"Di antaranya terkait Bidang Organisasi, Bidang Doktrin, Bidang Personel, Bidang Pengembangan Kemampuan, Bidang Material, dan Bidang Penggunaan Kekuatan Untuk Perang dan Selain Perang," kata Mulyono.

Adapun terkait anggaran pengadaan senjata baru di kalangan TNI AD, lanjut Mulyono, dalam prosesnya ada penurunan dibanding Tahun 2017. Dengan adanya pengurangan anggaran itu, artinya ada kebijakan yang dibuat dengan memperhatikan skala prioritas.

"Saya tidak ingin yang saya beli dalam renstra kedua ini ternyata tidak bisa dioperasikan karena ada alat-alat atau sarana pendukung tidak ada. Itu saya tidak ingin seperti itu. Saya sudah sampaikan oleh kebijakan saya bahwa sampai dengan 2019, semua alat yang saya beli sudah sesuai. Dan kemudian semua sudah siap kita operasikan. Itu prioritas," Mulyono menandaskan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya