Juara Desain Medali Olimpiade 2018, Siswa Ponorogo Sempat Ragu

Desain yang dikirimkan siswa Ponorogo itu berhasil mengalahkan 300 desain yang dikirimkan peserta dari seluruh dunia.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 06 Feb 2018, 06:30 WIB
Desain yang dikirimkan siswa Ponorogo itu berhasil mengalahkan 300 desain yang dikirimkan peserta dari seluruh dunia. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Ponorogo - Muhamad Farid Husen (18) berhasil menorehkan prestasi dalam ajang perlombaan desain medali untuk Youth Olympic Games (YOG) 2018 yang akan digelar di Argentina mendatang. Desain karya anak bangsa ini mampu mengalahkan 300 pesaing lainnya dari seluruh dunia.

Farid, sapaannya, mengaku masih awam soal desain grafis. Namun, hal itu tak menghentikannya untuk memenangkan ajang bergengsi ini.

Siswa SMAN 1 Ponorogo, Jawa Timur, ini mengatakan awalnya ia hanya mengetahui iklan tentang perlombaan desain dari YouTube. Berbekal info tersebut, ia pun mencari detail perlombaan melalui media sosial, Instagram.

Selama satu minggu, ia mengutak-atik desain yang cocok. Ia mendapatkan inspirasi desain dari kembang api saat ada upacara pembukaan olimpiade di London, Inggris.

"Setiap acara pembukaan biasanya dibuat meriah, dan di bagian akhir acara tersebut ada pesta kembang api, dari situ inspirasinya," tutur Farid saat ditemui di sekolahnya, Jumat, 2 Februari 2018.

Anak dari pasangan Sulastri dan Juari ini awalnya tidak menyangka bisa memenangkan lomba ini. Ia bahkan kaget saat menerima surel (surat elektronik) saat dirinya dinyatakan menang lomba.

"Ada email masuk dari International Olympic Committee (IOC), pengumuman kalau menang itu tanggal 31 Januari 2018 lalu. Padahal, saya cek di website belum ada pengumuman," ucapnya.

Farid mengaku tidak percaya begitu saja. Ia lalu mengecek kebenaran surel tersebut ke salah seorang pemenang lomba desain tahun lalu, warga Rumania. "Katanya memang betul pengumumannya dengan cara seperti itu," ujarnya.

 

 

 

 


Bakal Terbang ke Argentina

Desain yang dikirimkan siswa Ponorogo itu berhasil mengalahkan 300 desain yang dikirimkan peserta dari seluruh dunia. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Warga Desa Miri, Kecamatan Jenangan, Ponorogo ini mengaku bahwa sebenarnya ia tidak pintar menggambar di kertas atau kanvas, tapi lebih suka utak-atik aplikasi desain di laptop. "Sketsa dengan Corel Draw dan untuk desain 3D-nya saya menggunakan Photoshop dan kebetulan saya memang mendalami desain logo," katanya.

Anak kedua dari dua bersaudara ini merasa masih awam di bidang desain walau ia terbukti mampu menyingkirkan 300 peserta lainnya dari seluruh dunia. Juara pertama diraih Farid melalui Instagram resmi "youtholympics", sedangkan juara kedua digapai remaja asal Amerika dan juara ketiga disabet oleh remaja asal Swiss.

"Paling susah mempresentasikan gambar bentuk 3D, peserta lain membuat presentasinya bagus-bagus," ujarnya.

Siswa kelas 3 ini dijadwalkan pada Oktober 2018 mendatang akan hadir saat pembukaan Youth Olympics 2018 mendatang di Argentina, seluruh akomodasi sudah ditanggung panitia penyelenggara. Selain itu, ia juga mendapatkan paket medali hasil desainnya.

"Juga dapat tablet Samsung, tapi saya belum menerima nanti di Argentina baru menerima," tuturnya.


Ingin Dalami Kesehatan Masyarakat

Desain yang dikirimkan siswa Ponorogo itu berhasil mengalahkan 300 desain yang dikirimkan peserta dari seluruh dunia. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Menariknya, sekalipun sudah memenangkan perlombaan desain tingkat internasional, Farid malah berkeinginan menjadi mahasiswa kesehatan masyarakat. "Desain cuma hobi saja," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 1 Ponorogo, Nurhadi Hanuri mengaku bangga dengan prestasi yang berhasil ditorehkan oleh salah satu siswanya. Ia pun mendorong setiap siswa yang ingin mengikuti perlombaan.

Termasuk pendampingan oleh para guru untuk memberikan pelatihan yang sesungguhnya, potensi yang ada di setiap murid harus dimaksimalkan. "Dengan adanya kejuaraan ini perlu ditingkatkan tidak hanya desain yang lain juga kita dorong," katanya.

Ia pun berjanji akan mengusahakan pendampingan kepada Farid saat berada di Argentina nanti, apakah Farid mendapatkan semua haknya atau tidak.

"Kami akan mengoordinasikan hasil ini ke berbagai pihak. Bagaimana anak kita terfasilitasi atau tidak, sekolah akan melakukan pendampingan secara mandiri untuk mendapatkan haknya. Farid ini memang pendiam, awalnya tidak mau berbagi informasi ini. Kami mendorong untuk terbuka akhirnya mau," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya