Cerita Heroik Zhang Beiwen hingga Juarai India Terbuka 2018

Pebulutangkis Amerika Serikat, Zhang Beiwen, berhasil menjuarai India Terbuka 2018, Minggu (4/2/2018).

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 05 Feb 2018, 23:00 WIB
Pebulutangkis Amerika Serikat, Zhang Beiwen, saat menjuarai India Terbuka 2018, Minggu (4/2/2018). (BWF)

New Delhi - Pebulutangkis Amerika Serikat, Zhang Beiwen, menorehkan prestasi gemilang dengan India Terbuka 2018, Minggu (4/2/2018). Kemenangan tersebut sangat spesial karena di final Zhang menundukkan bintang bulutangkis India, Pusarla V. Sindhu. 

Baca Juga

  • Kevin / Marcus Ukir Hattrick Juara di India Terbuka
  • Hasil India Terbuka: Indonesia 2 Gelar, Tuan Rumah Gigit Jari
  • 3 Kunci Greysia / Apriyani Juarai India Terbuka 2018

Sindhu bukan lawan sembarangan. Pebulutangkis India tersebut merupakan peraih medali perak Olimpiade 2016. Namun, Zhang tak gentar saat berjumpa di partai final. Sindhu ditaklukkan dalam partai alot yang berlangsung tiga gim 21-18, 11-21, 22-20. 

Bukan hanya Sindhu yang menjadi korban Zhang. Pada babak perempat final Zhang juga menyingkirkan pebulutangkis andalan India lainnya, Saina Nehwal. Kali ini, dia menang dua gim langsung 21-10, 21-13. 

Cerita kesuksesan Zheng Beiwen di India Terbuka terasa heroik saat menengok lebih jauh perjuangannya. Dia bahkan harus bertanding tanpa didampingi pelatih. 

 "Saya punya pelatih, tapi tak bisa mengajaknya bepergian mengikuti turnamen-turnamen bersama saya," kata Zhang, seperti dilansir ESPN

Lalu, siapa yang memberi saran dan masukan kepada Zhang? "Dia biasanya hanya mengirimkan email bagaimana mempersiapkan diri sebelum turnamen," sambung dia.

Bukan hanya kesulitan mengajak sang pelatih mendampinginya mengikuti turnamen, Zhang juga tak punya partner berlatih tetap. Saat ini, dia hanya bisa berlatih rutin satu jam setiap hari bersama satu partner di tempatnya bermukim, di Las Vegas.     

Zhang juga menjalani karier bulutangkis dengan budget ketat. Demi menghemat pengeluaran, dia mengikuti turnamen sendirian, tanpa didampingi siapapun. Zhang kadangkala juga hanya menginap di rumah temannya selama turnamen. 

Saat di India Terbuka, dia bahkan tak punya teman berlatih hingga Jumat (2/2/2018) pagi. "Saya punya banyak teman di India, tapi mereka juga bertanding. Saya baru bisa mendapatkan pelatih setelah Kuhoo Garg (pemain ganda India) merampungkan pertandingannya pada Kamis," ujar Zhang. 

 

 


Jalan Hidup Berliku

Menjadi pemain independen yang mengurus segalanya sendirian jelas tak mudah bagi Zhang. Pebulutangkis keturunan China tersebut memutuskan pindah ke Singapura saat berusia 13 tahun. Langkah tersebut diambil karena Zhang merasa akan sulit menembus persaingan ketat di bulutangkis China. 

Di Singapura, karier Zhang menanjak, hingga dikenal sebagai tunggal putri papan atas. Namun, dia akhinya hengkang setelah bertengkar dengan pelatih Luan Ching.   

Zhang memutuskan kembali ke Las Vegas, dengan menyimpan impian tinggi. Zhang ingin mewakili Amerika Serikat pada Olimpiade 2020. Namun, dia menghadapi jalan berliku untuk mewujudkan impiannya. Zhang harus berjibaku dengan perjuangan keras dan minim pengakuan.  

Bahkan, Zhang dalam kondisi cedera saat tampil di India Terbuka 2018. Pebulutangkis berusia 27 tahun tersebut tak mendapat penanganan yang layak. Namun, dia tak patah semangat. 

"Ligamen kaki kanan saya robek, sehingga butuh beristirahat. Saya mengalami cedera pada Desember setelah Hong Kong Terbuka. Saya tak bisa mengenakan sepatu selama tiga pekan. Saya juga tak bisa memakai sandal. Rasanya masih sakit saat pemanasan, tapi saya tetap harus bermain," urai Zhang. 

"Saya ingin memenangi satu gelar super series pada tahun ini," sambung Zhang setelah mengalahkan Saina Nehwal. 

Zhang Beiwen tak perlu menunggu lama. Gelar yang diimpikannya tersebut telah berhasil direngkuhnya. Di tengah segala keterbatasan, Zhang membuktikan mampu naik podium tertinggi dan menundukkan salah pemain tunggal putri terbaik dunia. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya