Kesuksesan Janet Yellen Ciptakan Kestabilan Ekonomi AS

Janet Yellen mengatakan dirinya "kecewa" tak terpilih lagi jadi pimpinan bank sentral AS atau the Federal Reserve.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Feb 2018, 07:45 WIB
Foto: Economic Policy Journal

Liputan6.com, Washington - Jutaan orang Amerika Serikat (AS) kembali bekerja, dan seharusnya mereka apresiasi kinerja pimpinan bank sentral AS atau the Federal Reserve Janet Yellen.

Janet Yellen mulai jabatan pimpinan the Federal Reserse pada empat tahun lalu. Ia sebagai perempuan pertama yang duduki posisi tersebut. Ketika ia menjabat sebagai pimpinan the Federal Reserve, tingkat pengangguran 6,7 persen, dan kini pengangguran mencapai 4,1 persen. Angka itu terendah dalam 17 tahun.

"Pasar tenaga kerja berada di tempat jauh lebih kuat dari pada delapan tahun lalu, Meski sekarang sedikit kehilangan dibandingkan sekarang tapi saya merasa baik tentang prospek ekonomim" ujar Yellen dalam konfrensi pers terakhir pada Desember, seperti dikutip dari laman CNN Money, Selasa (6/2/2018).

Ia menuturkan, kesejahteraan orang AS sangat penting. Ini bukan kebetulan. Yellen terbukti menjadi pemimpin yang berhati-hati saat membantu mengarahkan ekonomi melalui masa-masa sulit. Dari tahun-tahun yang alami resesi kemudian mendekati pemulihan yang normal.

"Hal yang harus diketahui Janet yaitu bagaimana membalikkan situasi dan kembali kepada kebijakan normal. Selain itu tidak melakukannya dengan cepat," ujar Alice Rivlin, Senior the Brookings Institution.

Yellen dinominasikan oleh mantan Presiden AS Barack Obama, dan mulai tugas pada 2014. Namun sayang ia hanya menduduki posisi pimpinan the Federal Reserve selama satu periode.

Presiden Trump memilih kandidat lain untuk menduduki posisi pimpinan the Federal Reserve. Trump memilih Jerome Powell sebagai pimpinan the Federal Reserve. Yellen merupakan pimpinan the Federal Reserve pertama dalam beberapa dasawarsa untuk menjalani satu masa jabatan.

Dalam sebuah wawancara dengan PBS NewsHour, Janet Yellen mengungkapkan "kekecewaan" untuk tidak diangkat kembali. Namun dia mengatakan, dirinya sangat puas berkarier selama 14 tahun di bank sentral AS termasuk menjabat sebagai presiden bank sentral AS San Francisco. "Saya benar-benar duduk di meja dengan hiruk pikuk," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Selanjutnya

Foto: zerohedge.com

Sebagai ekonom, dia berulang kali membuat kasus untuk program pelatihan kerja membantu pekerja AS untuk mendapatkan keterampilan yang dibutuhkan.

"Bagi mereka yang tidan kuliah, kita harus menemukan cara lain untuk memperluas kesempatan ekonomi kepada semua orang di AS," tutur Yellen.

Bila kembali memulai awal Yellen bekerja, ia begitu cepat hadapi tekanan untuk mulai menaikkan suku bunga yang secara historis tetap rendah sejak krisis. Kritikus pun memperingatkan Yellen. Lantaran inflasi bisa lepas landas, bergerak cepat dan pemulihan ekonomi bisa tergelincir.

Yellen membujuk rekan-rekannya untuk bergerak perlahan. Dia pun memutuskan menormalkan kembali suku bunga.

"Dia berhati-hati dan selalu mengambil keputusan berdasarkan analisa dan fakta yang bagus," ujar Rivin.

Bank sentral AS menunggu hingga Desember 2015 untuk kembali menaikkan suku bunga acuan. Suku bunga acuan hanya menaikkan empat kali lagi. Namun, kenaikan harga tak pernah terwujud, bahkan Yellen mengakui hal itu sebuah misteri. Akan tetapi, ini membantu membuktikan dirinya benar.

"Semua kekhawatiran tentang inflasi meroket tidak terjadi. Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh tapi mungkin tiak sebanyak yang kita inginkan, pertumbuhan lapangan kerja sangat bagus," kata Ekonom HSBC, Kevin Logan.

Janet Yellen pun akan bergabung dengan the Brookings Institution pada awal pekan ini. Ia akan melakukan penelitian, analissis dan rekomendasi seputar kebijakan publik. Mantan pimpinan the Federal Reserve tersebut akan berafilitasi dengan pusat kebijakan fiskal dan moneter Hutchins.

Sebelumnya Ben Bernanke, mantan pimpinan the Federal Reserve juga pernah bergabung di Brookings Fellow.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya