Liputan6.com, Cupertino - Pada pekan lalu, aplikasi pesan instan Telegram sempat raib dari toko aplikasi iOS, App Store.
Telegram sendiri tidak mengungkap alasan di balik menghilangnya aplikasi tersebut dari App Store. Namun menurut penuturan CEO Telegram Pavel Durov, aplikasi sempat dihapus karena melanggar ketentuan Apple.
Dan kini, terungkap sudah alasan mengapa raksasa teknologi asal Cupertino tersebut sempat memblokir Telegram.
Baca Juga
Advertisement
Informasi itu terkuat dari email antara salah seorang pengguna Telegram kepada Chief Marketing Officer Apple, Phil Schiller yang membahas soal konten tak layak.
Dari email itu, konten tak layak yang dimaksud adalah konten pornorgafi anak. Menurut Apple, konten ini beredar luas di aplikasi pesan instan besutan Pavel Durov tersebut.
"Aplikasi Telegram sempat dihapus dari App Store karena kami menyadari ada konten yang tidak layak, yakni pornografi anak," tulis Schiller dalam email-nya, sebagaimana Tekno Liputan6.com kutip dari The Verge, Selasa (6/2/2018).
Tak cuma itu, pria ini juga memberikan peringatan kepada pihak Telegram dan menginformasikan ke pihak-pihak yang terkait, seperti National Center for Missing and Exploited Children.
Konten Tak Layak
Untuk informasi, Apple memang melarang konten yang dianggap mengganggu atau menyinggung dalam pedoman pengembang.
Dalam salah satu sub-seksi juga disebut hal ini berlaku untuk user-generated content, seperti yang ada di channel Telegram.
"Aplikasi dengan user-generated content atau layanan lain yang digunakan untuk konten pornografi, menyerang orang, mengancam, atau merundung (bullying) dilarang ada di App Store dan akan dihapus tanpa pemberitahun lebih dulu," tulis Apple.
Advertisement
Layanan Diblokir di Iran, Bos Telegram Buka Suara
Awal tahun ini, Telegram juga sempat mengalami masalah pemblokiran. Layanan itu diblokir di Iran karena dianggap memicu kekerasan atas situasi di negara tersebut yang memang sedang bergejolak.
Diketahui, sejumlah aksi demonstrasi antipemerintah hingga tindakan berujung kekerasan tengah ramai terjadi di negara tersebut. Salah satu pemicunya adalah melemahnya situasi ekonomi.
Dalam pernyataan di channel resminya, Durov mengungkap otoritas Iran memblokir akses Telegram pada awal 2018 usai pihaknya menolak untuk menutup channel salah satu pemrotes Iran yang damai, seperti @sedaiemardom.
"Kami bangga Telegram banyak digunakan oleh ribuan channel oposisi di seluruh dunia. Kami selalu mengutamakan kebebasan berbicara sebagai hak asasi manusia dan kami lebih baik diblokir di suatu negara ketimbang membatasi kebebasan bereksperasi secara damai sebagai opini alternatif," tuturnya di channel @durov, Selasa (2/1/2018).
(Jek/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: