4 Fakta Pilu Tentang Putri, Korban Tewas Longsor Bandara Soetta

Setelah sempat diselamatkan dari longsor, Putri langsung dievakuasi ke RSUD Tangerang sekitar pukul 03.00 pagi.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 06 Feb 2018, 17:30 WIB
Suasana rumah duka Putri, korban longsor Perimeter Selatan Bandara Soekarno-Hatta

Liputan6.com, Jakarta - Musibah longsor yang terjadi di Underpass Perimeter Selatan Bandara Soekarno-Hatta menimpa dua korban. Salah satunya meninggal dunia. Dia adalah Dianti Dyah Ayu Cahyani Putri. 

Perempuan yang biasa disapa Putri itu meninggal di RS Mayapada, Tangerang, setelah sebelumnya sempat berhasil dievakuasi dari mobilnya, yang diterjang longsor saat melewati Underpass Perimeter Bandara-Soetta.

Setelah diselamatkan dari longsor, Putri langsung dievakuasi ke RSUD Tangerang sekitar pukul 03.00 pagi.

Sempat mendapatkan perawatan intensif, sekitar pukul 05.00 pagi, Putri dipindahkan ke Rumah Sakit Mayapada untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Namun, kondisi Putri terus menurun lantaran fisiknya yang melemah. Setelah menjalani perawatan selama beberapa jam, Putri meninggal dunia. Dia menghembuskan nafas terakhir pukul 06.40 WIB.

Berikut 4 fakta soal Dianti Dyah Ayu Cahyani Putri: 


Punya Dedikasi Tinggi

Evakuasi korban longsor Bandara Soetta. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Dianti Diah Ayu Cahyani Putri diketahui merupakan karyawan tetap PT GMF AeroAsia Tbk. Putri diketahui merupakan salah satu karyawan yang dianggap mempunyai kinerja yang baik.

"Prestasi dan dedikasinya bagus, Putri diangkat pada 1 Februari setelah enam bulan masa percobaan," kata Direktur Keuangan PT GMF Aero Asia, Insan Nurcahyo, Selasa (6/2/2018). 

GMF juga menyampaikan akan bertanggung jawab terhadap korban dan akan memberikan perawatan sepenuhnya. 

"Kami manajemen GMF akan bertanggung jawab kepada kedua korban (longsor Bandara Soetta), dan akan menanggung penuh seluruh biaya perawatan dan diberikan fasilitas yang terbaik," ucap Dirut PT GMF Aeroasia, Iwan Joeniarto.

Di kalangan tetangganya, putri juga dikenal sebagai anak yang baik, ramah, dan solehah. Seminggu sekali, dia tak lupa pulang ke rumah orangtuanya di Serang, Banteng.


Firasat Buruk Sang Kakak

Alat berat dikerahkan untuk mengevakuasi longsor yang terjadi di underpass Perimeter Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng (6/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dua pekan sebelum tragedi longsor di Underpass Perimeter Selatan Bandara Soekarno-Hatta, kakak Dianti Dyah Ayu Cahyani Putri, sudah dapat firasat. Putri menjadi salah satu korban yang tertimpa longsor ketika mengendarai mobil. Ia meninggal saat menjalani perawatan di RS Mayapada, Tangerang.

Kakak Putri menuturkan firasatnya pada tetangganya, Herman. Kakak Putri bercerita adiknya ingin dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU), di belakang kantor Kecamatan Cipocok, Kota Serang, Banten.

"Enggak mau dikubur di (TPU) Kelebut, karena katanya seram. Di (TPU) Cengkok mau enggak, enggak mau juga, katanya ada yang usil. Mintanya di Cipocok, deket kecamatan," kata Herman, saat ditemui di rumah duka, di Perumahan Higland Park, Cluster Permata Hijau, RT 01 RW 08, Kecamatan Cipocok, Kota Serang, Banten, Selasa (06/02/2018).

Perempuan pengendara Brio abu-abu metalik bernomor polisi A 567 AS ini merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara.

"Dua minggu sebelum kejadian ngobrol sama kakaknya, ini bungsu, dua laki-laki," ucapnya.


Sempat Makan Meski Lemas

Petugas Puslabpor Bareskrim Polri melakukan olah TKP longsornya Underpass Perimeter Selatan, Bandara Soekarno Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, Selasa (6/2). Longsor terjadi di lokasi tersebut pada Senin, 5 Februari 2018. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saat berada di rumah sakit, Putri masih sehat, meski lemas. Ia sempat meminta makan dan minum.

"Justru Pak RT, Pak RW datang jam enam tadi, berangkat dari sana jam lima, karena dapat informasi sehat-lah. Nah, pas sampai sini, dapat pengumuman meninggal. (Sebelum meninggal) Bisa minta makan, minta minum gitu yah," kata Herman, tetangga korban, saat ditemui di rumah duka Perumahan Higland Park, Kota Serang, Banten, Selasa (6/2/2018).

Hal ini pun dibenarkan Direktur Keuangan Garuda Indonesia (GI), Insan Nurcahyo. Ia mengatakan, sebelum meninggal korban sempat lancar melakukan komunikasi usai dievakuasi dari dalam runtuhan.

"Sempat masuk rumah sakit, meninggal di Mayapada, saat perjalanan dievakuasi kondisi masih bagus, respons bagus, ada sedikit retak di leher itu mungkin yang menyebabkan," katanya di tempat yang sama.

 


Patah Tulang Leher

Aparat gabungan mengamankan olah TKP longsornya Underpass Perimeter Selatan, Bandara Soekarno Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, Selasa (6/2). Dalam kejadian tersebut sebuah mobil ikut tertimbun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

VP Corporate Secretary PT GMF AeroAsia Tbk M Arif Faisal mengetakan, saat ditemukan putri dalam kondisi selamat. Dia saat itu langsung mendapat perawatan intensif.

Putri yang berusia 24 tahun sudah berhasil dievakuasi dini hari tadi jam 03.00 dan dilarikan ke RSUD Tangerang lalu dirujuk ke RS Mayapada.

Setelah diobservasi, Putri mengalami patah tulang besar di paha, traumatic leher, nafas dan detak jantung tidak stabil. Pagi ini Putri akhirnya mengembuskan nafas terakhir pukul 06.47 WIB karena melemah kondisinya setelah 10 jam tertimbun longsor.

Arif menjelaskan, jenazah akan disemayamkan di rumah duka di Serang, Banten.

"Sementara karyawan atas nama Mukhmainna (24 Tahun) pagi tadi jam 7 sudah berhasil dievakuasi setelah 14 jam berada di lokasi dan telah dilarikan ke RS Siloam Karawaci," tambah Arif.

Manajemen PT GMF sangat menyesalkan kejadian ini dan berduka sedalam-dalamnya. GMF juga mengucapkan terima kasih kepada semua masyarakat sekitar, BASARNAS, AP II, kepolisian, Danrem, dan semua pihak yang membantu proses evakuasi korban.

"Kami manajemen GMF akan bertanggungjawab kepada kedua korban, dan akan menanggung penuh seluruh biaya perawatan dan diberikan fasilitas yang terbaik," ujar Arif. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya