Liputan6.com, Banjarbaru - Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum yang terletak di Jalan A Yani Km 34, Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), menjadi lokasi favorit para pengemis untuk meminta-minta. Mereka berbaur dengan para pengamen tunanetra, sembari membawa anak kecil, untuk meraih iba berupa rupiah dari orang yang lewat.
Dinas Sosial (Dinsos) Banjarbaru dan Satpol PP Banjarbaru belum menindak mereka. Karenanya, para penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) tersebut merasa leluasa.
Kepala Dinsos Banjarbaru Masjudin Noor mengaku, pihaknya sudah kehabisan cara untuk menertibkan para pengemis yang ada di sana.
"Sudah sering kali kami tertibkan, tapi mereka tetap kembali. Kami sudah kehabisan cara," katanya dikutip dari Prokal.co (Jawa Pos Group), Selasa (6/2/2018).
Baca Juga
Advertisement
Menurutnya, saking seringnya ditindak, para pengemis malah emosi. Mereka berunjuk rasa ke Kantor Dinsos Banjarbaru.
"Terakhir, mereka kami kumpulkan lalu didata. Eh, ternyata mereka malah mendemo kami," ucapnya.
Senada, petugas penindak lapangan Satpol PP Banjarbaru Yanto Hidayat mengaku bahwa mereka belum menertibkan para pengemis lantaran masih bingung tindakan apa yang harus dilakukan.
"Kalau hanya kita data saja percuma, sebab tidak ada efek jera," ungkapnya.
Menurutnya, yang lebih berwenang dalam menangani para pengemis adalah Dinas Sosial (Dinsos). "Kalau kami ini hanya mem-backup saja," ucapnya.
Baca berita menarik JawaPos.com lainnya di sini.
Rencana Beri Bansos
Menteri Sosial (Mensos) Idrus Marham mencanangkan Februari sebagai bulan untuk menuntaskan realisasi bantuan sosial (bansos) pangan non-tunai ke berbagai daerah di Indonesia.
"Kami akan turun ke daerah dan mengajak segenap anggota Komisi VIII DPR RI. Kami pastikan bahwa secara sungguh-sungguh seluruh bantuan sosial yang kami berikan kepada rakyat, kami tuntaskan di Februari ini," kata Idrus setelah meresmikan Bimbingan Pemantapan Pendampingan Sosial Bantuan Pangan Non-tunai dan Bantuan Sosial Beras Sejahtera (Rastra) Wilayah III tahun 2018 di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Khusus untuk penyaluran rastra di beberapa daerah, realisasinya sudah 50 hingga 100 persen. "Tetapi memang ini baru tanggal 6. Kami pastikan nanti ini semua akan berjalan dengan baik sampai kepada rakyat," sebut Idrus.
Sementara untuk akumulasi rastra yang telah tersalurkan sepanjang 2017 adalah 15.500.000 untuk seluruh daerah di Indonesia. "Ini keluarga. Tentunya setiap keluarga itu ada tiga atau empat orang. Rastra tidak ada bayar-bayaran. Semua kami berikan sepuluh kg per keluarga," katanya.
Advertisement
Pendamping Bansos
Menurut Idrus, hal mendasar lainnya dalam proses realisasi adalah peran para pendamping. Mereka bekerja tidak hanya sekadar memastikan bansos sampai kepada masyarakat. Pendamping juga harus memastikan bagaimana bansos dimanfaatkan di tengah-tengah masyarakat.
"Kami juga sudah berikan tugas-tugas lain untuk menelusuri kemungkinan masih ada satu atau dua tiga orang yang belum mendapatkan bagian. Karena ada persoalan-persoalan, itu dinamika yang ada," ujar Idrus.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sulsel Ilham Gasaling menambahkan, program bantuan pangan non-tunai dan bansos rastra di beberapa daerah telah terealisasi. Pada penyaluran di Januari, rastra telah menjangkau 402.551 keluarga penerima manfaat. Sedangkan untuk bantuan pangan non-tunai, ada 39.795 penerima manfaat.
Sementara realisasi penyaluran rastra sejak 5 Februari sudah sebanyak 3.608.880 kg atau 89,65 persen. Angka tersebut disebapkan karena masih adanya beberapa kabupaten/kota di Sulsel yang melaksanakan proses verifikasi dan validasi data.
"Penyaluran akan secepatnya dilanjutkan setelah proses verifikasi dan validasi data ini selesai dilaksanakan," tutur Ilham.
Saksikan video pilihan berikut ini: