Liputan6.com, Jakarta - Vendor jaringan mobile Nokia baru saja mengumumkan chipset baru yang mampu membantu operator meningkatkan kemampuan jaringan mereka ke 5G.
Nokia mengklaim, chipset barunya yang bernama ReefShark ini mampu meningkatkan kapasitas jaringan tiga kali lipat, dari yang hanya 28Gbps naik ke 84Gbps.
Kemampuan ini dapat terjadi berkat inovasi artificial intelligence (AI) Nokia Bell Labs serta kemampuan perusahaan dalam pengembangan antena untuk perangkat mobile dan base station.
Baca Juga
Advertisement
Rencananya, chipset ReefShark ini akan mulai diluncurkan pada kuartal ketiga 2018 sebagai unit plug-in untuk modul baseband AirScale Nokia yang tersedia secara komersial.
Nantinya, AirScale ini bisa ditingkatkan fungsinya hingga menjadi 5G dengan pembaruan software.
“Dengan menggabungkan ReefShark, kami akan memanfaatkan peningkatan kinerja jaringan yang memungkinkan kami melepaskan potensi penuh 5G,” tulis Neil McRae, BT Chief Architect, di dalam keterangan resminya, Selasa (6/2/2018).
Dengan meningkatkan throughput unit baseband menggunakan ReefShark, modul AirScale dapat mendukung throughput hingga enam terbit per detik.
Manfaatkan Teknologi Kecerdasan Buatan
Berkat artificial intelligence (AI) di dalam jaringan 5G, operator bisa memantau kondisi jaringan secara real-time dan optimalisasi radio, dan kemampuan network slicing untuk memenuhi tuntutan tingkat layanan dari berbagai macam bisnis baru.
Nokia juga mengembangkan teknologi dengan antarmuka dan toolkit yang memungkinkan penyedia layanan menerapkan aplikasi pembelajaran mesin (machine learning) di jaringan mereka.
"Dengan ReefShark, Nokia menciptakan keunggulan kompetitif yang jelas. Kombinasi kekuatan, kecerdasan dan efisiensi membuatnya ideal untuk berada di jaringan 5G yang akan datang dengan cepat,” kata Henri Tervonen, CTO, Nokia Mobile Networks dan head R&D Foundation.
Advertisement
Teknologi Chipset ReefShark
Sekadar informasi, ReefShark mencakup dukungan untuk antena Multiple Input Multiple Output (mMIMO), radio, dan baseband.
Nokia mengklaim, chipset ini juga memiliki ukuran yang lebih kecil ketimbang antena mMiMO dan mengunakan energi 85 persen lebih kecil.
Tak hanya itu, teknologi baru Nokia ini memungkinkan antena yang digunakan untuk ditempatkan lebih rendah dari ketinggian saat ini antara 1m dan 2.6m sampai sekitar 45cm.
(Ysl/Isk)