Liputan6.com, Jakarta - Banjir Jakarta kembali terjadi. 12 wilayah ibu kota tergenang akibat hujan deras dan kiriman air dari wilayah Bogor melalui sungai Ciliwung.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebutkan, wilayah tersebut adalah Srengseng Sawah, Rawajati, Kalibata, Pengadegan, Pejaten Timur, dan Kebon Baru. Lalu Bukit Duri, Balekambang, Cililitan, Cawang, Bidara Cina, dan Kampung Melayu.
Baca Juga
Advertisement
Namun, penyebab banjir Jakarta bukan hanya curah hujan dan kiriman air dari Bogor. Data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebutkan, ada 8 faktor yang mempengaruhi risiko banjir Jakarta.
Selain itu, adanya 13 sungai yang mengalir di tengah Jakarta juga mempengaruhi terjadinya banjir Jakarta.
Selengkapnya dapat dilihat dalam Infografis di bawah ini:
Siaga Hingga 16 Februari 2018
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, Pemprov DKI tetap siaga bencana banjir Jakarta. Sebab, BMKG memprediksi, puncak musim penghujan di Jakarta berlangsung sampai 16 Februari 2018 mendatang.
"Jadi posisi kita harus bersiaga sampai 16 Februari. Mungkin lebih dari itu, mungkin bisa lebih awal," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Selasa 6 Februari 2018.
Selain itu, dia menyebut banjir Jakarta kali ini berbeda dengan yang terjadi November 2017 lalu. Banjir 6 Februari 2018 terjadi karena air kiriman dari hulu, sedangkan November 2017 karena curah hujan sangat tinggi di Jakarta.
Advertisement
Bendungan Penahan Banjir
Demi mengantisipasi bencana banjir Jakarta, Kementerian PUPR membangun dua bendungan penahan banjir. Dua bangunan tersebut, yakni Bendungan Sukamahi dan Ciawi.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR Imam Santoso mengatakan, bendungan tersebut sebagai penahan banjir di wilayah hulu. Targetnya akan rampung di akhir tahun 2019.
"Akhir 2019, akan saya percepat menjadi pertengahan 2019," kata Imam.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: