Rupiah Kembali Menguat, Investor Masih Cermati Pasar Saham

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.524 per dolar AS hingga 13.562 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 07 Feb 2018, 13:10 WIB
Pekerja bank menghitung uang dollar AS di Jakarta, Jumat (20/10). Pagi ini, Rupiah dibuka di Rp 13.509 per USD atau menguat tipis dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 13.515 per USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Tekanan terhadap rupiah mulai mereda. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan hari ini. Di Asia, dolar AS stabil.

Mengutip Bloomberg, Rabu (7/2/2018), rupiah dibuka di angka 13.529 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.540 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.524 per dolar AS hingga 13.562 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah menguat 0,07 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.533 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.578 per dolar AS.

Dolar AS bergerak stabil di kawasan Asia usai mengalami penguatan yang cukup tajam karena adanya turbulensi di pasar saham.

Analis SMBC Nikko Securities Makoto Noji menjelaskan, dolar AS sejak awal pekan memang mengalami penguatan yang cukup tajam karena para investor mencari instrumen safe haven usai volatilitas yang cukup tinggi pasar saham.

Dalam dua hari kemarin atau pada Senin dan Selasa bursa saham AS atau wall street alami koreksi tajam dalam dua hari. Bahkan indeks saham Dow Jones catatkan penurunan terbesar sejak Agustus 2011.

Indeks saham Dow Jones melemah lebih dari 1.800 poin sejak Jumat pekan lalu. Wall street tergelincir 4,6 persen pada Senin waktu setempat. Indeks saham Dow Jones alami penurunan besar sejak Agustus 2011, selama krisis utang Eropa.

"Saat ini pelaku pasar mulai melihat apakah tekanan di ekuitas masih terus berlanjut," jelas dia.


Hanya Sementara

Petugas bank menghitung uang dollar AS di Jakarta, Jumat (20/10). Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) masih belum beranjak dari level Rp 13.500-an per USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Gubernur BI, Agus Martowardojo mengatakan, pelemahan rupiah terhadap dolar AS merupakan sebuah pergerakan yang tidak perlu dikhawatirkan. Namun demikian BI tetap akan menjaga agar pelemahan tersebut tidak terus berlanjut.

"Enggak (khawatir). Kita akan jaga volatilitasnya terjaga. Sekarang ini kan volatilitasnya ada di kisaran 7 persen year to date. Dan ini adalah sesuatu atau batas yang wajar. Ke depan BI akan selalu ada di pasar untuk jaga ini," ujar dia Selasa kemarin.

Berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah dipatok di angka 13.578 per dolar AS. Patokan pada hari ini melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.498 per dolar AS.

Agus menyatakan, pihaknya tidak melihat kondisi nilai tukar rupiah berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan sebelumnya. Sebab yang paling penting adalah menjaga agar pergerakan nilai tukar ini tidak mengganggu perekonomian secara menyeluruh.

‎‎‎"Kami tidak bisa menjelaskan target nilai tukar, tapi BI selalu ada di pasar untuk meyakinkan stabilitas sistem keuangan terjaga," kata mantan Menteri Keuangan itu. 

Menurut Agus, pelemahan nilai kurs rupiah tersebut bukan cerminan dari fundamental perekonomian Indonesia. Sebab, pada 2017 pertumbuhan ekonomi cenderung baik dan inflasi relatif terjaga.‎

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya