Setelah KLB Campak dan Gizi Buruk di Asmat Berakhir

Ada beberapa jurus yang sudah disiapkan agar kasus serupa tidak kembali terjadi di Asmat.

Oleh KabarPapua.co diperbarui 07 Feb 2018, 19:02 WIB
Seorang anak Papua yang menderita kekurangan gizi terbaring di tempat tidur rumah sakit untuk mendapat perawatan di Agats, Asmat, provinsi Papua Barat (26/1). (AFP/Bay Ismoyo)

Asmat - Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat sudah berakhir. Satuan tugas kesehatan (Satgaskes) TNI KLB campak dan gizi buruk yang dibentuk sejak 16 Januari 2018, dianggap telah melaksanakan tugas dengan optimal dan mencapai hasil yang diharapkan.

"Setelah KLB campak dinyatakan benar-benar selesai diatasi, Satgas Kesehatan TNI tetap melanjutkan pelayanan medis kepada masyarakat di Asmat," jelas Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, saat kunjungi RSUD Agats dan Posko Satgas Kesehatan TNI KLB, di Aula Wouru Cem Kesbangpol, Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua, akhir pekan lalu kepada Kabarpapua.co.

Menurut Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Satgaskes TNI itu bertujuan memberikan pelayanan kesehatan lanjutan kepada masyarakat di 224 kampung yang ada di Kabupaten Asmat, terutama menjaga kesehatan anak-anak yang rentan terhadap serangan penyakit campak ataupun gizi buruk.

"Saya bersyukur bahwa KLB campak yang menimpa 600 anak-anak hari ini selesai, sudah tidak ada lagi permasalahan campak dan sebanyak 13.336  anak sudah divaksinasi campak oleh Satgas Kesehatan TNI," jelas Panglima TNI yang didampingi Kasad Jenderal TNI Mulyono, Kasau Marsekal TNI Yuyu Sutisna dan Wakasal Laksdya TNI Taufiqoerrochman.

Sedangkan untuk membantu permasalahan transportasi yang dialami tim dokter Satgas Kesehatan TNI dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat di 224 kampung itu, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan akan melibatkan Kapal Angkatan Laut untuk membantunya.

"TNI akan membantu membuka jalur transportasi dengan mengerahkan Kapal Angkatan Laut yang besar maupun yang lebih kecil melalui sungai dan rawa-rawa untuk masuk ke 224 Kampung di Asmat," ujarnya.

 

Baca berita menarik lainnya dari Kabarpapua.co di sini.

 

 


TNI Bakal Lakukan Pendampingan kepada Warga Asmat

Imunisasi Campak Asmat

Selanjutnya, untuk pemantauan kesehatan masyarakat di kampung-kampung pedalaman, TNI akan memasang alat komunikasi untuk memudahkan tim dokter berhubungan dengan posko yang berada di Agats. Sedangkan, di Posko Agats rencananya akan dipasang visat dengan menggunakan telepon genggam satelit.

"Apabila ada permasalahan yang tidak dapat ditangani di Asmat bisa langsung dikomunikasikan melalui visat TNI di Cilangkap untuk dikomunikasikan dengan Puskes TNI, selanjutnya diambil langkah-langkah yang cepat dan tepat," kata Panglima TNI.

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto berharap dengan pemantauan permasalahan di 224 kampung tersebut, bisa termonitor langsung posko dan segera mendapat penanganan dari tim medis Satgas Kesehatan TNI.

"Jadi pelayanan medis terhadap warga Asmat tetap kami lanjutkan. Kami tak boleh hanya mengobati tetapi harus tetap dimonitor agar tak muncul lagi wabah itu," ucapnya.

Sementara itu, untuk mendorong masyarakat Asmat agar dapat menjalani kehidupan dengan baik, Panglima TNI menjelaskan, pihaknya akan berkoordinasi dengan kementerian terkait, guna memberikan pendampingan ke warga di bidang pertanian, perikanan maupun kesehatan.

"Yang utama, masalah pendidikan bagaimana anak-anak dididik dan harus di sekolahkan baik," dia menandaskan.


Polair Mimiki Siap Salurkan Bantuan yang Masih Menumpuk ke Asmat

Tim kesehatan yang menyisir 224 kampung di Asmat. (Liputan6.com / Kataharina Janur

Puluhan polisi sigap memindahkan karton makanan tambahan bagi anak dan balita, termasuk susu dan obat-obatan yang menumpuk di Dermaga Satuan Polair Polres Mimika.

Setiap hari tumpukan karton itu didistribusikan ke Pelabuhan Agats di Asmat, untuk dikonsumsi oleh balita dan anak yang menjadi pasien campak dan gizi buruk di Asmat.

Kasus gizi buruk dan campak di Kabupaten Asmat, Papua, memang menjadi perhatian semua pihak. Seluruh instansi bahu membahu untuk membantu proses pemulihan wabah tersebut.

Bahkan bantuan sering menumpuk di Timika, akibat sulitnya geografis untuk tembus ke Kabupaten Asmat. Medan yang harus ditempuh untuk tiba sampai Asmat adalah melewati hutan belantara yang berada ditengah rawa. Akses transportasi air, menjadi salah satu alternatif untuk tembus dari satu distrik ke distrik lainnya.

Proses pendistribusian bahan makanan dan obat-obatan gizi buruk Asmat dilalukan dengan transportasi air. 

Kepolisian Perairan Polda Papua sangat berperan dalam menangani tragedi kemanusiaan di Kabupaten Asmat. Kapal-kapal cepat milik kepolisian perairan setempat, lebih diprioritaskan untuk membantu pergeseran personil, tenaga medis, bahkan kebutuhan logistik, hingga dapat diterima warga di kampung-kampung di Asmat.

Direktur Polair Polda Papua, Kombes Pol Yulius Bambang yang selalu berada di lapangan, bahkan ikut langsung mendampingi personilnya yang mengevakuasi pasien dan personil.

"Rencananya Direktorat Polair akan menambah 2 unit kapal tipe C3 ke Asmat, untuk digunakan kegiatan operasional Polres Asmat dalam pelayanan kepada masyarakat," kata Kombes Pol Yulius Bambang, akhir pekan lalu.

Satuan tugas terpadu kesehatan Polda Papua yang dibentuk Kapolda Papua, Irjen Pol Boy Rafli Amar juga terus melakukan proses evakuasi dan pendistribusian bantuan ke daerah yang terdampak.

Selain menyiapkan kapal, Direktorat Polair juga menyiapkan posko bantuan untuk Asmat yang ditempatkan di Markas Satuan Polair Polres Mimika. Posko ini menampung bantuan dari Polres-polres jajaran Polda Papua dan instansi terkait. 

 

Simak video pilihan berikut ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya