Liputan6.com, Jakarta - All new Honda PCX made in Sunter, Jakarta, akhirnya resmi dijual dengan banderol Rp 27,7 juta untuk tipe CBS dan Rp 30,7 juta untuk tipe ABS (on the road Jakarta). Meski baru diumumkan, ternyata konsumen yang sudah mengantre skuter bongsor ini sudah mencapai 12 ribu orang.
Menurut Direktur Marketing PT Astra Honda Motor (AHM), Thomas Wijaya, saat ini market skuter bongsor dengan mesin 150 cc ini permintaannya mencapai 200 ribu sampai 300 ribu unit per tahun.
Baca Juga
Advertisement
“Makanya kami ingin mencoba untuk memberikan pilihan lebih banyak dengan target 150 ribu (hanya domestik). Sekitar 50 persen kurang lebih,” ungkap Thomas kepada awak media di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (7/2/2018).
Meski target tinggi, ternyata Honda tak mau skuter bongsor bermesin 150 cc nya itu dikaitkan akan menjadi pesaing NMax.
Bahkan, perusahaan dengan logo sayap kepak ini juga enggan mengomentari kapan jumlah populasi PCX mampu menyaingi NMax.
“Kami tidak main populasi, kami mainnya konsumen. Karena kalau populasi, tapi dengan push juga kurang pas. Jadi kami sesuai dengan demand konsumen saja, pasarnya berapa,” katanya.
Thomas menyatakan, Honda PCX sudah mulai masuk tahap produksi pada Februari 2018 ini. Rencananya konsumen yang telah melakukan inden hingga 12 ribu unit bisa selesai sampai Maret 2018 mendatang.
Nasib Yamaha NMax
Jika Honda hanya menargetkan 150 ribu unit per tahun, ternyata di segmen ini Yamaha dengan skuter matik NMax jauh mengungguli.
Bahkan jika dilihat dari data Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI), wholesales (penjualan pabrik ke dealer) Yamaha NMax selama 2017 tembus di angka 361.707 unit.
Angka ini juga membuat Yamaha NMax menjadi salah satu produk paling laris di Indonesia selama tahun lalu.
Yamaha NMax sendiri saat harganya lebih murah dari Honda PCX. Untuk tipe paling murah Yamaha NMax dijual Rp 26,3 juta, sedangkan termahal Rp 30,2 juta. Semuanya dijual dengan status on the road Jakarta.
Advertisement