AP II Raup Pendapatan Rp 8,24 Triliun pada 2017

Pendapatan PT Angkasa Pura II terbesar disumbangkan dari bisnis aoeronautika pada 2017.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 08 Feb 2018, 11:03 WIB
Dua pekerja berbincang di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, (8/6). Angkasa Pura II (Persero) berencana mengoperasikan terminal 3 ultimate Bandara Internasional Soetta pada 20 Juni 2016. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Angkasa Pura II (Persero) mencatat pendapatan Rp 8,24 triliun pada 2017. Pendapatan itu naik sekitar 24 persen dari pencapaian 2016 sebesar Rp 6,65 triliun.

Pendapatan PT Angkasa Pura II berasal dari aeronautika antara lain tarif pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U), biaya pendaratan pesawat dan pemakaian garbarata sebesar Rp 5,019 triliun.

"Sementara itu, bisnis non-aeronautika seperti konsesi, sewa ruang, reklame, serta bisnis kargo dan sebagainya pada periode yang sama mencetak pendapatan Rp 3,23 triliun," kata Presiden Direktur PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin kepada wartawan, Kamis (8/2/2018).

Peningkatan pendapatan ini sejalan dengan naiknya arus penumpang pesawat di 13 bandara yang dikelola perusahaan, dari 95 juta penumpang pada 2016 naik 10,83 persen menjadi 105 juta penumpang pada 2017.

Sedangkan pergerakan pesawat meningkat 13,46 persen pada 2017 dengan total sebesar 821.188 pergerakan bila dibandingkan pada 2016 yaitu 723.799 pergerakan. Selain itu pengelolaan kargo juga mengalami pertumbuhan terbesar selama lima tahun terakhir yaitu 9,90 persen dengan total 816.950 ton.

Kenaikan arus penumpang, pergerakan pesawat, kargo karena beberapa kebijakan perseroan seperti memberikan sejumlah insentif kepada maskapai yang membuka rute internasional baru di sejumlah bandara dan penambahan extra flight.

"Kinerja positif yang melampaui target perseroan tersebut juga didukung oleh keberhasilan kami lainnya dalam mengoperasikan sejumlah terminal baru di tahun 2017 yakni Terminal 3 Internasional Bandara Soekarno-Hatta, Terminal Baru Bandara Husein Sastranegara, dan juga diresmikannya Terminal Baru Bandara Silangit serta Bandara Supadio oleh Presiden RI Joko Widodo," tambah Awaluddin.

PT Angkasa Pura II (Persero) akan fokus mengembangkan dan mengimplementasikan program Airport Digital Journey Experience pada 2018.

Untuk menjalankan program itu korporasi akan mengoptimalkan penggunaan digital infrastructure untuk meningkatkan pelayanan penumpang dan pengguna jasa di 14 bandara yang dikelola korporasi dan terciptanya customer experience yang lebih baik sekaligus juga dalam peningkatan Airport Service Quality Level. (Yas)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


AP II Targetkan 119 Juta Penumpang pada 2018

Suasana proyek Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, (8/6). Angkasa Pura II (Persero) berencana mengoperasikan terminal 3 ultimate Bandara Internasional Soetta pada 20 Juni 2016 alias 12 hari dari sekarang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Angkasa Pura II (Persero) menargetkan melayani penumpang sekitar 119 juta penumpang atau naik 12,9 persen pada 2018 dibandingkan periode 2017. Dengan pertumbuhan penumpang diharapkan mendongkrak pendapatan menjadi Rp 9,4 triliun pada 2018.

"Tumbuhnya traffic tersebut ditopang tahun ini kami mulai operasikan dua bandara baru, yaitu Banyuwangi dan Bandara Internasional Jawa Barat," kata Presiden Direktur PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin dalam keterangan tertulis, Kamis 8 Februari 2018.

Target tersebut merupakan salah satu langkah transformasi perseroan dalam menuju Angkasa Pura II Giant Dream 2020 yaitu mencapai Global Standard Airport, Invading The Multi Business Portofolio, Alliance Strategically Through Synergy, Net Income Double Digit Growth, dan Two Times Bigger in Top Line Revenue.

Untuk mengakselerasi pertumbuhan tersebut, PT Angkasa Pura II (Persero) telah memformulasikan strategi yaitu Inorganic Business Growth Strategy.

Dari hal itu, akan dilakukan pengembangan portofolio melalui anak perusahaan PT Angkasa Pura Solusi (APS), PT Angkasa Pura Propertindo (APP) dan PT Angkasa Pura Kargo (APK) dengan melakukan akuisisi, kerja sama dan partnership di beberapa portofolio anak usaha.

Selain itu juga melakukan aliansi strategis untuk pengelolaan bandara-bandara dengan pola Kerja sama Operasi (KSO) dan kerja sama pemanfaatan di Bandara FL Tobing Sibolga, Bandara Maimun Saleh Sabang, Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu, Bandara Internasional H.A.S Hanandjoeddin Belitung, Bandara Internasional Radin Inten II di Lampung, dan Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya.

Pada 2018 ketiga anak usaha AP II ditargetkan memberikan pendapatan sebesar Rp 1,7 triliun atau tumbuh 18 persen dari target pendapatan konsolidasi AP II. Untuk PT Angkasa Pura Solusi (APS) pertama sekali akan menjadi 1 Trillion Company.

Rencana investasi yang dilakukan perseroan pada 2018 untuk menunjang program tersebut mencapai Rp 18,8 triliun. Alokasinya, masing-masing untuk peningkatan sisi udara yakni sebesar Rp 7,7 triliun, untuk peningkatan sisi darat (terminal) yakni sebesar Rp 5,4 triliun miliar, dan untuk fasilitas penunjang yakni Rp 5,6 triliun.

Pada 2018, perseroan juga akan menyelesaikan beberapa proyek strategis dalam program Soekarno-Hatta Expansion Project antara lain Pembangunan Runway ketiga, East Cross Taxiway (ECT), Revitalisasi Terminal 1 dan Terminal 2, Penambahan lintasan Automated People Mover System (APMS).

"Selain Bandara Soekarno-Hatta ada juga pengembangan panjang runway dan runway overlay serta persiapan Banyuwangi sebagai bandara internasional, pengembangan panjang runway dan runway overlay Bandara Pontianak, dan lain-lain," tutur Awaludin. (Yas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya