Liputan6.com, Makassar Imlek tahun ini kondisinya terbilang sama seperti perayaan Imlek tahun 2017. Kegalauan kembali melanda pedagang burung pipit di Makassar.
Selain berkurangnya jumlah kebutuhan burung pipit oleh kelenteng-kelenteng yang ada di Makassar, harga seekor burung pipit juga menurun.
"Galau ki napakamma (kami dibuat galau) di Imlek tahun ini. Pesanan dari beberapa klenteng dikurangi jumlahnya serta harganya diturunkan tiap ekor," kata Baso, salah satu pedagang burung pipit asal Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan itu, Kamis (8/2/2018).
Baca Juga
Advertisement
Baso mengaku jumlah pesanan burung pipit dari beberapa kelenteng tahun ini berkurang karena beberapa pertimbangan. Selain keterbatasan dana kas kelenteng, juga karena cuaca yang belakangan tidak mendukung.
"Mungkin pihak kelenteng tahu, kalau musim hujan begini burung pipit sulit didapatkan, sehingga mereka kurangi pesanan. Tapi bukannya harga dinaikkan, melainkan harga per ekor juga diturunkan. Padahal kan, burung pipit sulit," keluh Baso.
Penurunan Harga Burung Pipit
Imlek 2017, kata Baso, permintaan burung pipit untuk tiap kelenteng jumlahnya beragam dari 20 ekor hingga 100 ekor. Untuk kelenteng kecil, lanjut Baso, hanya memesan 20 ekor. Sedangkan, kelenteng besar, seperti Kelenteng Xian Ma di Jalan Sulawesi Kecamatan Wajo, Makassar, memesan 100 ekor.
"Pesanan burung pipit tahun ini malah dikurangi lagi. Yah, hanya sekitar 20 sampai 50 ekor saja. Harga per ekornya juga hanya Rp 1.500. Padahal tahun 2017, dibeli sampai Rp 2.000 per ekor," ucap Baso.
Baso mengaku mendapatkan burung pipit untuk kebutuhan Imlek, merupakan hasil perburuan di beberapa daerah di Sulsel di antaranya di Kabupaten Bone dan Jeneponto. Namun tahun ini, perburuan terkendala faktor cuaca.
"Hujan terus jadi burung pipit berkurang," ungkapnya.
Advertisement
Tradisi Pelepasan Burung Pipit
Kanto, Panitia Klenteng Xian Ma mengatakan tradisi melepas burung pipit pada hari Imlek diyakini untuk melancarkan rezeki.
Sehingga kata Kanto, para jemaat setelah bersembahyang di klenteng. Mereka lalu melepaskan burung pipit ke angkasa dan memanjatkan sebuah harapan.
"Itu simbolis saja. Dimana kita kan manusia sama-sama mahluk hidup yang harus bebas dari masalah. Kita lepaskan agar bebas terbang di alam tidak berdiam di dalam kurungan. Coba sebaliknya kita yang berada dalam kurungan kan sama yang dirasakan burung pipit itu," Kanto menandaskan.
Simak video pilihan berikut ini: