2 Kalimat Fenomenal SBY Saat Tanggapi Isu Penyerangan Dirinya

SBY merasa kerap mendapat serangan fitnah. Dia pun memberikan klarifikasi. Dari keterangan yang diberikan ada kalimat fenomenal. Apa saja?

oleh Muhammad Ali diperbarui 08 Feb 2018, 12:33 WIB
Ekspresi Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan keterangan pers di DPP Partai Demokrat, Jakarta, Selasa (6/2). Keterangan pers terkait namanya yang disebut-sebut di sidang megakorupsi e-KTP. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY menanggapi beragam isu yang dianggap menyerang dirinya. Dia menampik tudingan-tudingan tersebut dengan menggelar jumpa pers.

Seperti yang terjadi baru-baru ini. Dia memberikan keterangan terkait namanya yang disebutkan mantan Wakil Ketua Badan Anggaran DPR, Mirwan Amir, dalam persidangan kasus e-KTP di Pengadilan Tipikor Jakarta. SBY menilai fiitnah itu sudah terlalu berat.

"Mengalami satu rangkaian fitnah dan serangan politik yang menurut saya sangat keterlaluan dan jauh dari akhlak politik," kata SBY di kantor DPP Demokrat, Jakarta Pusat, Selasa 6 Februari 2018.

Dalam keterangan itu, SBY juga mengeluarkan pernyataan yang sangat fenomenal.

Tak hanya kali ini saja SBY menelurkan kalimat yang populer. Dalam menangkal isu lainnya, ia juga meninggalkan kalimat populer di kalangan netizen. Apa saja kalimat fenomenal SBY tersebut.

 


Lebaran Kuda

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberi keterangan pers di DPP Partai Demokrat, Jakarta, Selasa (6/2). SBY menyatakan tak pernah ikut-ikut proyek di pemerintahan selama menjabat, termasuk proyek e-KTP. (Liputan6.com/JohanTallo)

SBY geram dituduh sebagai dalang rencana aksi demonstrasi pada 4 November terhadap Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Dia pun menggelar jumpa pers untuk memberikan keterangan terkait tudingan tersebut.

Dalam pemaparannya, SBY mengatakan, selama 10 tahun menjadi orang nomor satu di Indonesia, dirinya tidak pernah melarang orang untuk berdemonstrasi. Dia pun mengingatkan, selama berkuasa tidak pernah menuduh orang per orang atau kelompok tertentu menggerakkan massa untuk demo.

Karena dia menilai demonstrasi adalah hak konstitusi dalam dunia demokrasi.

"Mari bertanya sebenarnya apa masalah yang kita hadapi ini, dan kenapa di seluruh Tanah Air rakyat melakukan protes dan unjuk rasa," kata SBY di kediamannya, Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Selasa 2 Nopember 2016.

SBY berujar, jika aspirasi demonstrasi tidak didengar oleh pemimpin maupun pihak terkait, aksi serupa bahkan dalam jumlah yang lebih besar akan terus terjadi.

"Barangkali tuntutannya tidak didengar, kalau sama sekali tidak didengar sampai lebaran kuda tetap ada demonstrasi unjuk rasa," ujar dia.

Sehari setelah melontarkan lebaran kuda, istilah tersebut langsung menjadi trending tropic di Twitter. Selain itu, juga ada sejumlah gambar lucu dalam bentuk meme tentang Lebaran Kuda tersebut.

 


This is My War

Ketua Umum Partai Demokrat SBY saat memberi keterangan pers di DPP Partai Demokrat, Jakarta, Selasa (6/2). Sebelumnya, nama SBY sempat disebut dalam sidang kasus dugaan korupsi proyek e-KTP dengan terdakwa Setya Novanto. (Liputan6.com/JohanTallo)

Kalimat fenomenal lainnya keluar dari mulut SBY saat menanggapi isu keterkaitan dirinya dalam proyek e-KTP. Dalam perkara ini, SBY menempuh langkah hukum dengan melaporkan pengacara Setya Novanto, Firman Wijaya.

"Tidak pernah namanya SBY ikut-ikutan ngurusi proyek, melakukan intervensi atas proyek," kata SBY dalam jumpa pers di Kantor DPP Demokrat, Jakarta, Selasa (8/2/2018).

Saat melaporkan Firman Wijaya ke Bareskrim Polri, SBY meminta para kader Demokrat tidak ikut mengantarnya. Ia ingin menghadapinya secara sendiri.

"Saya dengar para kader tadi, melalui Pak Hinca Panjaitan (Sekjen Demokrat) ingin mengantar saya ke kepolisian, ingin mendampingi saya untuk menghadap ke Bareskrim. Saya katakan tidak perlu. Saya ucapkan terima kasih, saya tahu para kader sakit hati dan marah," kata SBY di kantor DPP Demokrat, Jakarta, Selasa (6/2/2018).

SBY mengatakan, penyebutan namanya dalam sidang kasus e-KTP oleh mantan kader Demokrat Mirwan Amir telah menghancurkan nama baik keluarga dan dirinya. Selain itu, Partai Demokrat juga menjadi sasaran.

"Tapi, biar saya sendiri yang datang ke Bareskrim. Saya hanya ingin didampingi Ibu Ani, istri tercinta, mendampingi dalam suka dan duka dan beberapa pendamping yang sekaligus jadi lawyer," kata dia.

SBY juga mengaku mendapat pesan dari para sahabat, termasuk mantan menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) yang ingin memberi bantuan. Namun, dia mengatakan, biar hal ini diselesaikan sendiri.

"Ini perang saya, this is my war. Yang penting bantu saya dengan doa, mohon pada Allah saya diberi kekuatan dan pertolongan," kata SBY.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya