Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung saat ini kurang dari 10 persen. Kondisi ini dipastikan membuat penyelesaian proyek tersebut meleset dari target yang ditetapkan pada 2018.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, penyelesaian proyek yang dimulai pada 2016 tersebut sudah dipastikan molor. Dia memperkirakan kereta cepat Jakarta-Bandung dapat selesai pada akhir 2019 atau awal 2020.
"Oh iya itu sudah hampir pasti. Mungkin akhir 2019 atau awal 2020," kata Luhut, usai rapat koordinasi tentang kereta cepat Jakarta-Bandung, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Kamis (8/2/2018).
Baca Juga
Advertisement
Luhut mengaku tidak mempermasalahkan keterlambatan proyek itu. Menurut dia, yang terpenting pembangunan proyek sepanjang 140 kilometer (km) tetap berjalan, sehingga tidak mangkrak.
"Enggak apa-apa, yang penting jalan seperti LRT, itu lebih bagus dari pada berhenti. Jadi kami lihat modelnya dulu seperti LRT sekarang tidak ada masalah," tutur Luhut.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung sudah dimulai, tetapi kurang dari 10 persen berupa pembangunan terowongan. Dia memperkirakan pembangunan konstruksi secara massal bisa dilakukan Mei 2018.
"Sebenarnya sekarang sudah mulai ya, tapi minor. Konstruksi akan masal Mei. Sekarang sudah jalan," tutur Budi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menko Luhut Pimpin Rapat soal Kereta Cepat, Ini Hasilnya
Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman telah mengelar rapat koordinasi, dengan membahas perkembangan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Dari pertemuan tersebut, diputuskan berbagai target percepatan agar proyek ini tetap berjalan.
Rapat dihadiri Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo dan perwakilan pihak PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT Kereta Cepat Indonesia China dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, dalam rapat tersebut membahas tiga hal, yaitu pembebasan lahan, perizinan dan pendanaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Kita rapat pertama mengenai kereta cepat Jakarta Bandung. Jadi kita bagi tiga masalah, satu mengenai tanah, dua perizinan dan ketiga financing," kata Luhut, usai rapat, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Kamis 8 Februari 2018.
Luhut mengungkapkan, terkait dengan pembebasan lahan, saat ini 54 persen dari 140 kilometer (km). Dia pun menargetkan pembebasan lahan dapat selesai awal bulan Maret. Selain itu, permasalahan perizinan frekuensi saluran komunikasi ditargetkan selesai akhir Februari.
"Mengenai tanah, sepertinya kami bisa menyelesaikan, di mana tadi semua hadir. Pokoknya akhir bulan ini atau awal bulan depan selesai," ujarnya.
Terkait dengan pendanaan, saat ini masih dirumuskan struktur pendanaan yang sesuai dengan proyek kereta cepat Jakarta Bandung tersebut. Untuk diketahui, jika mengacu pada konsep awal, proyek tersebut diperkirakan membutuhkan investasi total US$ 5,9 miliar dari China Development Bank.
"Tinggal sekarang mengenai financing. Kita lihat strukturnya bagaimana kita buat supaya dia bisa feasible. Jadi lagi hitung khusus mengenai ini dan minggu depan akan bertemu sekali lagi," tutup Luhut.
Advertisement