Liputan6.com, Washington DC - Rob Porter, salah seorang pejabat pembantu Gedung Putihpada pemerintahan Presiden Donald Trump, dikabarkan resmi mengundurkan diri sejak Rabu (7/2/2018), di tengah-tengah munculnya tuduhan pelecehan terhadap dua mantan istrinya.
Dilansir dari laman CNN, Jumat (9/2/2018), Rob Porter dilaporkan telah melakukan pelecehan terkait selama bertahun-tahun, termasuk beberapa insiden kekerasan fisik.
Istri pertama Porter, Colbie Holderness, dan istri kedua, Jennifer Willoughby, menyebut pelecehan dan kekerasan itu sebagai alasan utama gugatan cerai terhadap suami mereka.
Baca Juga
Advertisement
Porter membantah tuduhan tersebut dalam sebuah pernyataan usai pengunduran diri dari Gedung Putih.
"Tuduhan ini salah dan keterlaluan," ujarnya. "Saya telah bersikap transparan terhadap klaim tuduhan tersebut, tapi saya tidak akan tinggal diam melihat upaya kotor yang terkoordinasi ini."
Sementara itu, Kepala Gedung Putih, John Kelly, menyebut Porter sebagai sosok yang berintegritas dan penuh rasa hormat.
"Ia adalah seorang teman dan rekan kerja profesional yang tepercaya. Saya bangga bekerja sama dengannya," kata Kelly dalam sebuah pernyataan.
Simak video menarik tentang salah satu fakta Gedung Putih berikut:
Pengakuan Istri Pertama
Dalam sebuah wawancara panjang dengan stasiun televisi CNN, Colbie Holderness, yang dinikahi oleh Porter pada 2003 silam, mengatakan kekerasan fisik kerap diterimanya bahkan beberapa waktu sejak keduanya mengikat janji suci.
Holderness mengatakan Porter pernah menendang keras pahanya dalam sebuah penerbangan menuju Kepulauan Canary untuk berbulan madu.
"Saya bingung menanggapinya. Saya baru saja mulai membina rumah tangga dengannya," ujar Holderness.
Ia juga mengatakan bahwa Porter berulang kali melakukan kekerasan, bahkan semakin hari semakin sering dan mengancam keselamatannya. Beberapa kekerasan yang pernah dilakukan oleh Porter adalah mendorong sang istri secara kasar ke atas kasur, menampar, dan bahkan mencekik leher dengan penuh amarah.
"Saya merasa ketakutan saat ia berteriak kencang di depan wajah. Saya hanya bisa menangis, dan diam dalam perasaan tertekan," ujar Holderness yang juga menyebut Porter pernah meninju langsung wajahnya dalam sebuah perjalanan ke kota Florence, Italia.
Holderness sempat mendokumentasikan beberapa bukti kekerasan yang dilakukan Porter terhadapnya. Namun, sebagian besar foto dokumentasi itu telah diambil Porter, dan menyisakan sedikit bukti bagi Holderness untuk melawannya.
Advertisement
Pengakuan Istri Kedua
Sementara, istri kedua Porter, Jennifer Willoughby, yang dinikahi pada 2009 lalu, juga mengatakan dirinya mengalami tekanan batin dari berbagai kekerasan yang dilakukan oleh mantan suaminya itu.
Dalam perjalanan bulan madu ke Kepulauan Myrtle, Willoughby mengatakan bahwa Porter kian menunjukkan ‘keberingasannya’, dan juga terang-terangan melakukan kekerasan fisik.
"Dia mulai memanggil langsung nama saya dengan teriakan, mengatakan saya wanita jalang, dan menyalahkan saya karena tidak sering bercinta dengannya selama bulan madu," cerita Willoughby.
Serupa dengan yang terjadi pada pernikahan sebelumnya, Porter dan istri keduanya juga sempat melakukan terapi psikologi dan berpisah ranjang untuk sementara waktu.
Namun, pada suatu hari di musim semi 2010 lalu, Porter datang menemui Willoughby dengan penuh emosi, hingga berujung pada tinju mentah yang hendak mengarah padanya, tapi meleset ke kaca pintu.
Willoughby sempat menelepon pusat bantuan untuk mengajukan pertolongan medis. Namun, insiden itu tidak membuat Willoughby berpikir untuk mendekati Porter. Ia memilih menyingkir sementara tanpa mengabarinya.
"Saya sangat ketakutan saat itu, dan berpikir untuk segera pergi menjauhinya," ujar Willoughby.
Melalui laporan kepada kantor polisi, Willoughby disarankan untuk mengambil hak meminta perlindungan sementara dari pihak keamanan.
Willoughby dan Porter resmi bercerai pada 2013.
Muncul Wanita Ketiga
Baik Holderness maupun Willoughby, mengaku sempat dihubungi oleh seorang wanita yang mengaku kekasih Porter pada 2016 lalu. Wanita itu menghubungi keduanya via Facebook, dan mengatakan telah berkali-kali mengalami kekerasan fisik dan meminta tolong tentang cara bagaimana keluar dari jeratan Porter.
"Saya bekerja di politik, dan terlepas dari kekerasan yang kerap dilakukan Porter, saya berpikir hal itu harus dihentikan, tapi saya takut untuk melawannya," tulis wanita itu dalam sebuah pesan.
"Saya menyesal mengganggu waktu Anda, dan saya tahu dia (Porter) bukan siapa-siapa lagi bagi Anda, tapi saya bingung meminta tolong ke siapa lagi untuk terbebas darinya, saya merasa tertekan," kata pesan yang ditulis wanita itu.
Wanita yang mengirim pesan kepada kedua mantan istri Porter itu diduga kuat bekerja di salah satu lembaga pemerintahan Federal. Namun hingga berita ini ditulis, tabir tentang wanita ketiga yang misterius itu belum juga terkuak.
Advertisement