25 Lukisan Abstrak Yoes Rizal Dipamerkan di Galeri Nasional

Galeri Nasional Indonesia bekerja sama dengan Yoes Rizal Studio menggelar sebuah pameran lukisan karya Yoes Rizal bertajuk “pop–up/meletup”.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 09 Feb 2018, 10:55 WIB
Pameran Seni Rupa Pop-up/Meletup

Liputan6.com, Jakarta Galeri Nasional Indonesia bekerja sama dengan Yoes Rizal Studio menggelar sebuah pameran lukisan abstrak karya Yoes Rizal bertajuk “pop–up/meletup”. Dibuka hari ini, 9 Februari 2018, di Gedung D Galeri Nasional Indonesia, pameran ini akan berlangsung hingga 22 Februari mendatang.. 

Mahmud Dzafce selaku kurator pameran menurut informasi yang diterima Liputan6.com, Kamis (8/2/2018) mengatakan, Yoes akan menampilkan 25 lukisan abstrak. Karya-karya ini bisa didefinisikan sebagai “suara” lantang karena dianggap dan disangka oleh lingkungan sebagai buah pikiran.

“Pikiran ini tertuang dalam garis, warna, dan noda yang sselalu bertabrakan, seperti refleksi getaran suara pada ruang, dan pada momen itu juga tanpa memperdulikan sekitarnya tetap berjalan dan hanya melihat ke depan,” ungkap Mahmud, yang juga kritikus seni rupa lulusan Magister Graphic Design University of Prishtina–Kosovo.

 


Pertemuan Tanpa Putus

Lebih lanjut Mahmud Dzafce mengungkap, lukisan abstrak Yoes ditangkap sebagai pertemuan tanpa putus dengan diri membawa pada kedekatan asal jati serta fitrah jati yang dia ekspresikan dengan gerakannya yang matang. Karya-karyanya adalah waltz atau tarian warna, bisa oranye, kuning, oker dan biru yang dijahit-ditarik dengan garis gelapnya ke dasar di mana simbol tanda noda tanpa makna bercampur sebagai tanda-tanda alam bawah sadar.

Tarian warna yang kadang-kadang nampak tidak terstruktur dan tidak bisa dikenali dan kadang-kadang tenang seperti sebuah jalan keluar setelah lama mencari gerakan kehidupan pada lapisanlapisan objek objek yang fana.

 


Seniman Generasi Kontemporer

“Lukisan lukisannya nampak sebagai archive memory yang disengaja diaduk seperti ombak yang terpicu dari luar dengan maksud memberitahu kepada jiwa untuk tidak menderita demi apapun yang dulu dimilikinya. Hingga saat ini dalam lukisannya terus-menerus terjalin dengan kenangan sebagai simbol mekar blossom, mengabarkan musim semi segera datang yang ditunjukkannya secara konsisten hubungan antara lembab-kering dan dingin-panas,” jelas Mahmud Dzafce.

Yoes Rizal merupakan seorang seniman generasi kontemporer lulusan Seni Rupa ITB, Bandung, yang telah lama aktif berpameran, baik dalam skala lokal maupun internasional. Sebelumnya, Yoes Rizal pernah juga menggelar pameran di Galeri Nasional Indonesia pada 2012 dalam Pameran ArtEnergy, dan Indonesia Art Award & Philip Morris Asia pada 1999.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya