Organisasi Misterius Freemason: Hentikan Diskriminasi kepada Kami

Freemason Inggris memasang iklan, meminta publik untuk menghentikan segala bentuk diskriminasi dan stigmatisasi terhadap mereka.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 09 Feb 2018, 16:03 WIB
Freemasonry Inggris atau yang bernama resmi United Grand Lodge of England (United Grand Lodge of England)

Liputan6.com, London - Freemason Inggris telah memasang iklan di surat kabar nasional setempat. Mereka meminta publik untuk menghentikan segala bentuk diskriminasi dan stigmatisasi terhadap anggota dan organisasi persaudaraan berusia kuno itu.

The United Grand Lodge of England (UGLE) memasang iklan sehalaman penuh di harian The Times dan The Daily Telegraph. Iklan itu berbentuk surat dari CEO UGLE, David Staples. Demikian seperti dikutip dari media Inggris Independent (9/2/2018).

Surat serupa juga dipasang di laman muka situs elektronik UGLE.

Independent menyebut, surat tersebut ditulis demi merespons berita komplain dari Kepala Federasi Polisi Inggris dan Wales (Polfed) yang menuding bahwa organisasi tersebut telah mencampuri sejumlah kebijakan Kepolisian Polfed hingga parlemen Inggris.

Merespons, David Staples menulis dalam suratnya bahwa tudingan tersebut merupakan bagian dari "kekeliruan besar (publik) dalam menafsirkan eksistensi Freemason beserta 200.000 lebih anggotanya, yang mana (kekeliruan itu) merupakan bentuk diskriminasi".

CEO UGLE itu juga menulis, "Kami berutang sikap (desakan untuk menghentikan diskriminasi) itu kepada para anggota kami. Karena mereka tidak seharusnya merasa terstigmatisasi."

Organisasi yang didominasi keanggotaan pria--meski perempuan bisa menjadi anggota, tetapi dalam himpunan yang terpisah--itu juga menyatakan akan membawa segala fenomena 'diskriminasi dan stigmatisasi' itu kepada Komisi HAM Inggris.

"Saya sangat menghargai jika Anda bertanya tentang siapa kami dan apa yang kami lakukan. Maka, selama enam bulan ke depan, kami akan membuka sesi tanya jawab di penjuru Inggris. Dan hal ini akan dipromosikan kepada seluruh media dan laman elektronik kami."

Tak Pernah Ada yang Namanya 'Jabat Tangan Rahasia' Freemason

Bukan kali ini saja David Staples mengutarakan keberatannya. Pada Januari lalu, dalam sebuah wawancara dengan program radio Inggris Radio 4, Staples mengatakan bahwa segala detail tentang Freemason bukanlah barang yang dirahasiakan.

Dalam wawancara itu, Staples juga mengatakan bahwa media telah salah memahami fundamental organisasinya.

Ia juga mengatakan bahwa detail segala ritual organisasinya selalu dipublikasikan secara terbuka di laman elektronik resmi UGLE.

Sementara itu, dalam sebuah wawancara dengan media Inggris BBC, Staples juga menjelaskan bahwa 'tidak pernah ada yang namanya jabat tangan rahasia Freemason yang dilakukan di luar lodge-lodge organisasi'. Ia juga mengatakan bahwa ritual semacam itu pun tidak bersifat rahasia.

Kendati demikian, ketika BBC meminta Staples untuk mencontohkan jabat tangan ala Freemason itu kepada para penonton, ia menolaknya dengan alasan "telah berjanji untuk tidak mencontohkannya".


Merespons Tudingan Kepolisian Inggris

Lodge Freemasonry di London circa 1809 (Wikimedia Commons)

Surat tersebut muncul usai Kepala Federasi Polisi Inggris dan Wales (Polfed) menuding bahwa UGLE telah mencampuri sejumlah kebijakan pemolisian Polfed hingga parlemen Inggris.

Pada Desember 2017 silam kepada The Guardian, Kepala Polfed, Steve White, mengatakan, "Saya memahami bahwa ada beberapa orang yang bertekad menolak segala macam perubahan dan kemajuan. Dan mereka adalah Freemason, selalu."

"Pada banyak kesempatan, kolega saya telah menduga bahwa Freemason (UGLE) merupakan penghambat reformasi."

The Guardian juga pernah melaporkan bahwa salah satu mantan Komisioner Kepolisian Metro di Inggris, mendiang Sir Kenneth Newman, menolak anggota Freemason menjadi bagian dari kesatuan polisi.

Merespons pemberitaan itu, David Staples mendesak agar The Guardian menurunkan publikasi tersebut dan meminta maaf kepada UGLE.

Staples juga menekankan bahwa 'UGLE dan Freemason (secara keseluruhan) tidak beroperasi di Parlemen Inggris atau jurnalis yang menjadi anggotanya.'

Respons Staples menuai kritik dari anggota Parlemen Inggris.

Melanie Onn, melalui Twitter, mengatakan, "Bagaimana kami bisa tahu (tentang Freemason)? Kami bahkan tidak tahu siapa mereka sebenarnya. #perkumpulanrahasia".


Organisasi Filantropi?

Inisiasi Freemasonry di Paris circa 1745 (Wikimedia Commons, Public Domain)

Dalam proses inisiasi, anggota baru diminta untuk menyatakan sumpah Freemason. Namun, secara historis, proses inisiasi dan pernyataan sumpah itu selalu dilaksanakan secara tertutup dan rahasia.

Kendati demikian, dalam beberapa tahun terakhir, organisasi yang mengklaim bahwa eksistensinya demi alasan filantropi, telah berusaha menerapkan kebijakan transparansi secara bertahap.

Dalam sebuah pernyataan kepada The Independent, CEO UGLE David Staples mengatakan;

"(Transparansi) adalah hal pertama yang dilakukan bagi organisasi kami, namun dilakukan dalam sejumlah kondisi tertentu," paparnya.

"Sudah terlalu lama kami diperlakukan dengan tidak adil. Kami adalah organisasi yang keseluruhan prinsipnya membantu individu menjadi orang yang lebih baik, dengan nilai kejujuran, integritas dan pelayanan kepada orang lain. Keanggotaan Freemason tidak hanya positif bagi mereka sebagai individu, tapi juga bagi masyarakat luas".

"Sayangnya, terlalu banyak Freemason harus berhati-hati dalam menanggapi prasangka dan diskriminasi yang mereka takuti akan mereka hadapi. Kami menginginkan hari ketika setiap Freemason dengan bangga dapat menyatakan diri mereka sebagai anggota organisasi besar dan sejarah kita tanpa takut akan retribusi, kecurigaan atau kerusakan.

"Kami terbuka dan senang untuk berbicara tentang apa pun dan hari ini kami juga mengumumkan serangkaian sesi ke atas dan ke bawah negara dan untuk menjawab pertanyaan yang mungkin dimiliki orang".

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya