Liputan6.com, Roma - 4K saat ini memang masih menjadi resolusi tertinggi untuk TV. Namun, dalam gelaran Samsung Forum 2018 yang dihelat di Roma, Italia, Samsung justru selangkah lebih maju dengan memamerkan TV beresolusi hingga 8K, yakni Samsung Q9S.
Head of Consumer Electronics Samsung Electronics, New Zealand, Jens Andres, mengatakan TV teranyar besutan raksasa teknologi Korea Selatan ini dibekali kecerdasan buatan (AI, Artificial Intelligence). Sementara teknologi yang digunakan masih menggunakan QLED dengan sejumlah peningkatan.
Baca Juga
Advertisement
"Samsung memanfaatkan kecerdasan buatan untuk memaksimalkan kualitas gambar menjadi 8K di seri Q9S ini. Kecerdasan buatan yang digunakan juga mampu mengoptimalkan suara dari tayangan yang disaksikan," tutur Andres di Roma, Italia, Kamis (2/9/2018).
Jadi, cara kerja TV adalah meningkatkan kualitas dari video resolusi rendah menjadi sangat tinggi. Untuk melakukan proses tersebut, Samsung memanfaatkan kecerdasan buatan dengan tool machine learning yang akan mengenali kualitas sebuah video terlebih dulu.
Selain meningkatkan konten dengan resolusi standar, teknologi ini juga akan mengurangi kebisingan (noise reduction) dari konten tersebut. Setelah itu, ia juga mampu melakukan restorasi tepian objek yang lebih jelas, sehingga memaksimalkan kualitas gambar.
Samsung sendiri sudah menyiapkan empat ukuran TV 8K-nya ini, yakni mulai dari 65 inci, 75 inci, 82 inci, hingga 85 inci. Kendati demikian, tak seluruh produk tersebut akan masuk ke pasar Indonesia.
"Kami masih mempertimbangkan ukuran mana yang akan masuk, tapi kemungkinan besar yang berukuran 82 inci," tutur Senior Product Manager Samsung Electronics Indonesia, Ubay Bayanudin pada kesempatan yang sama.
Terkait konten yang tersedia, Ubay menuturkan untuk saat ini konten 8K memang masih belum banyak tersedia. Namun, dengan kehadiran Samsung sebagai pemain besar di industri TV, tren 8K diprediksi akan terus meningkat pada tahun ini.
QLED TV
Dari sisi QLED TV sendiri, Samsung sudah melakukan sejumlah peningkatan untuk produk yang rilis tahun ini.
Ubay menuturkan, peningkatan dilakukan mulai dari sisi kontras dan backlight, sehingga kualitas warna yang dikeluarkan menjadi lebih bagus.
"Black effect dan blooming effect di TV juga hampir hilang dalam pembaruan ini," tuturnya menjelaskan. Untuk informasi, blooming effect merupakan efek silau yang dipancarkan TV akibat cahaya diatur terlalu terang.
Secara kesuruhan, TV juga akan memegang peranan penting bagi Samsung pada 2018. Sebab, untuk tahun ini, seluruh produk TV Samsung akan dibekali dengan aplikasi SmartThings.
Aplikasi ini memungkinkan TV Samsung menjadi semacam dashbord bagi ekosistem Internet of Things di rumah pengguna.
Jadi, cukup dari layar monitor TV, kini pengguna dapat menyalakan AC, mematikan mesin cuci, atau membaca pergerakan sensor yang dibenamkan di rumah.
Advertisement
Pasar TV Samsung di Indonesia
Untuk pasar Indonesia sendiri, saat ini segmen layar TV berukuran besar tengah tumbuh pesat. Namun, di Indonesia, memang ada sedikit perbedaan tren mengenai TV berukuran besar.
"Kalau di negara lain, TV berukuran besar yang menjadi tren adalah 75 inci. Namun, kalau di Indonesia sendiri, TV berukuran besar yang lebih disukai adalah 65 inci," tuturnya menjelaskan.
Melihat tren tersebut, Samsung pun berencana untuk memboyong lebih banyak TV berukuran besar ke Indonesia. Salah satunya adalah menghadirkan QLED TV dengan harga yang lebih terjangau.
"Dari sisi produk di tahun ini, kami ingin menghadirkan QLED TV seri Q6 yang hadir sebagai produk terjangkau," ujarnya. Adapun TV seri Q6 ini memiliki ukuran 49 inci, 55 inci, 65 inci, dan 75 inci.
(Dam/Jek)