Liputan6.com, Jakarta - Pasar otomotif di global tengah bergerak menuju mobil ramah lingkungan, seperti listrik, hybrid, dan hidrogen.
Bahkan, penjualan mobil emisi rendah ini diprediksi semakin meningkat dengan dukungan regulasi dan infrastruktur di setiap negara.
Namun, dengan bakal semakin berkembangnya penjualan mobil listrik, salah satu pabrikan otomotif besar dunia, Nissan, tidak memiliki rencana untuk menghentikan produksi mobil konvensional (bensin dan diesel).
Baca Juga
Advertisement
"Beberapa pabrikan otomotif, seperti Volvo dan Jaguar mengambil langkah fenomenal untuk hanya produksi kendaraan listrik dalam beberapa tahun mendatang, namun tidak bagi Nissan," jelas GM EV Operations Depatment Global EV Division Nissan Motor Co (NMC), Nicholas Thomas, di gelaran Nissan Future, di Singapura, beberapa waktu lalu.
Langkah yang diambil Volvo dan Jaguar, cukup beralasan, karena kedua pabrikan ini memang menjual mesin besar, dan ke depan tidak ada lagi pasar untuk kendaraan mesin besar.
"Mereka jual mesin besar, ke depan sudah tidak ada pasar untuk mereka. Kalau Nissan punya banyak segmen," pungkasnya.
Mobil Bensin Hingga 2050
Sementara itu, menurut Vice President, Alliance Global Director, General manager, Nissan Research Center, Kazuhiro Doi, prediksi mobil dengan mesin bensin bakal bertahan hingga 2050.
"Mungkin mobil konvensional akan berakhir pada 2050, setelah itu atau bahkan sebelum itu," pungkasnya.
Advertisement