Liputan6.com, Boston - Apakah Anda sering mengeluarkan umpatan kasar? Tidak perlu malu mengakuinya karena ternyata hal itu bermanfaat bagi manusia, setidaknya menurut ilmu pengetahuan.
Dilansir dari laman News.com.au pada Jumat (9/2/2018), sebuah hasil penelitian yang dimuat di jurnal Scientific American menyebut: "Mereka yang terbiasa berkata kasar memiliki kemampuan menyimpan jumlah kosakata yang lebih banyak"
Studi terkait juga menyebut bahwa mereka yang sering melontarkan umpatan kasar memiliki kemampuan menemukan kosakata lebih cepat. Bahkan, ditemukan pula kebiasaan berkata kasar mendorong seseorang lebih fasih dalam mengeja kosakata yang baru didengar.
Baca Juga
Advertisement
Masih belum diketahui pasti apa korelasinya, namun kelompok peneliti terkait sementara menyimpulkan bahwa perkataan kasar muncul secara tiba-tiba.
Hal tersebut berarti bahwa saat seseorang berkata kasar, maka dirinya merasa tidak perlu untuk berpikir panjang menyusun kata-kata. Hal itu dianalogikan sebagai kondisi bertahan, di mana perkataan kasar adalah upaya untuk melegitimasi diri seseorang ketika sedang berada di posisi tidak mengenakkan.
Hal menarik lainnya dari hasil studi tentang kebiasaan melontarkan umpatan kasar ini adalah jika seseorang kaya akan kosakata, maka ia berkemungkinan besar memiliki status ekonomi sosial yang lebih besar dari orang kebanyakan.
Lebih dari itu, orang yang kaya akan kosakata juga cenderung meraih capaian pendidikan tinggi serta terlihat atraktif dan menyenangkan di mata publik. Logika sederhananya adalah orang yang atraktif akan mudah untuk membaur dengan berbagai suasana. Sikap supel inilah yang disukai oleh banyak orang.
Simak video tentang kejadian menarik yang terjadi di depan Gedung KPK berikut:
Bermanfaat untuk Mengusir Rasa Sakit
Sementara itu, sebuah penelitian lain yang dilakikan oleh kepala penelitian dari Keele University, Inggris, Richard Stephens, mengatakan bahwa berkata kasar bisa membuat seseorang merasa lebih baik ketika sedang sakit atau terluka fisik.
"Jika Anda sedang menunggu kedatangan ambulans dan tidak memiliki obat-obatan, mengumpat dapat mengurangi rasa sakit," ujar Richard.
Dalam penelitian ini dicoba beberapa orang untuk memasukkan tangan mereka dalam air es. Relawan yang mengumpat menggunakan kata-kata yang tabu dan buruk ternyata mampu manahan rasa sakit lebih lama dibandingkan mereka yang menahan diri.
Hal ini tentu saja tidak bisa jadi alasan bagi seseorang untuk sering mengumpat atau berkata kasar, apalagi jika ditujukan untuk orang lain.
Penelitian lanjutan masih harus dilakukan, apakah yang mengurangi rasa sakit itu adalah efek teriakan atau kata-kata kasarnya.
Advertisement