Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus membangun jalan paralel perbatasan yang ada di Kalimantan dan Pulau Timor. Sampai awal 2018, pembangunan yang dijalankan cukup maju.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto menjelaskan, dari ruas jalan paralel perbatasan yang sudah berhasil ditembus hanya tinggal berapa ruas yang belum masuk proses pengaspalan.
"Dari seluruhnya, masih ada yang belum diaspal, masih dilapisi timbunan pilihan yaitu kerikil," tutur dia ketika dihubungi Liputan6.com, seperti ditulis Minggu (11/2/2018).
Jalan paralel perbatasan Kalimantan yang belum diaspal tersebut sebenarnya sudah bisa dilewati. Saat ini, Kementerian PUPR tengah memantau kondisi lalu lintas sebelum melakukan pengaspalan.
Baca Juga
Advertisement
"Sebelum diaspal, kita pantau dulu lalu lintasnya, ramai dilalui atau enggak. Sayang kalau udah diaspal tapi jarang yang lewat, yang ada rusak juga nanti," ucapnya.
Menurut data yang diterima dari Kementerian PUPR, total jalan paralel perbatasan di Kalimantan yang tembus pada 2017 adalah 797,94 km, atau 38,10 persen dari total panjang 1919,98 km. Sementara itu, jalan yang sudah diaspal adalah 550,33 km.
Untuk tahun ini, ditargetkan jalan tanah yang dapat ditembus di dekat garis batas dengan Malaysia sepanjang 177,74 km, dengan pengaspalan jalan 31,6 km.
Arie juga memaparkan seputar kemajuan jalan perbatasan yang ada di Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Pulau Timor sepanjang 176,2 km. Dia mengatakan bahwa jalan perbatasan tersebut sebagian besarnya sudah diaspal.
"Jalan perbatasan dengan Timor Leste hampir sepenuhnya sudah diaspal, sisa 30 km lagi," pungkas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tol Balikpapan-Samarinda
Sedangkan untuk proyek pembangunan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda sepanjang 99,35 km yang terbagi menjadi 5 seksi sudah mencapai 46,704 persen. Sedangkan dalam sektor pembebasan lahan, sudah mencapai 96,68 persen.
Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani mengaku optimis jalan tol pertama di Kalimantan tersebut dapat selesai di akhir 2018 sehingga dapat beroperasi pada awal 2019.
Ia juga mengharapkan, nantinya jalan tol ini dapat menjadi cikal bakal Trans Kalimantan.
"Di akhir tahun 2018, mudah-mudahan jalan tol Balikpapan Samarinda dapat diselesaikan sehingga pada awal tahun 2019 jalan tol ini dapat beroperasi,” ujar pada 12 Januari 2018.
Lebih lanjut, Desi mengapresiasi langkah percepatan yang dilakukan PT JBS. Percepatan bisa dilakukan meski JBS memiliki masalah pada Tahura (Taman Hutan Rakyat), di mana setelah hampir satu tahun lamanya akhirnya Tahura dapat diselesaikan sehingga progres konstruksi dapat segera dilaksanakan di lahan tersebut.
Desi juga menyatakan dengan beroperasinya Jalan Tol Balikpapan-Samarinda akan memangkas biaya logistik karena distribusi barang antar dua kota tersebut menjadi lebih cepat.
Advertisement