Liputan6.com, Port-au-Prince - Salah satu badan amal terbesar di Inggris, Oxfam membantah tuduhan bahwa pihaknya menutupi kasus penggunaan pekerja seks komersial oleh pekerja bantuannya di Haiti.
Menanggapi laporan yang ditulis di surat kabar The Times, pihak Oxfam mengakui bahwa perilaku beberapa stafnya sama sekali tidak dapat diterima.
Namun, badan amal itu mengatakan bahwa pihaknya telah mengumumkan penyelidikan atas tuduhan tersebut. Bahkan mereka menyebut bahwa beberapa pekerja senior telah diberhentikan.
Baca Juga
Advertisement
"Perilaku beberapa anggota staf Oxfam di Haiti pada tahun 2011 sama sekali tidak dapat diterima. Ini bertentangan dengan nilai dan standar tinggi yang kami harapkan dari staf kami," ujar seorang juru bicara dalam sebuah pernyataan.
"Tujuan kami adalah mengambil tindakan terhadap orang-orang yang terlibat dalam kasus ini," tambahnya.
Kepala Oxfam di Haiti mengundurkan diri di tengah kasus penyelidikan. Sementara itu, empat anggota staf telah dipecat.
The Times menyebut, salah satu aktor skandal memalukan yang menimpa Oxfam diduga adalah Roland Van Hauwermeiren. Media itu menyebut Hauwermeiren mengundang sejumlah pekerja seksual di sebuah vila yang disewa badan amal tersebut untuk dirinya, demikian dikutip dari laman BBC, Sabtu (10/2/2018).
Dame Barbara Stocking yang merupakan kepala Oxfam pada tahun 2011 mengatakan bahwa badan amal itu memiliki catatan panjang terkait penerapan kode etik yang sangat baik.
"Oxfam bahkan pernah bekerja di lokasi yang sulit di mana peraturan hukum tak berjalan," jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris Biro Inggris Oxfam, Matt Hancock mengatakan bahwa tuduhan itu amat menjijikan dan tak dapat diterima.
"Oxfam harus memberikan bukti kepada Charities Commission atas semua kejadian yang terjadi di Haiti," ungkapnya.
"Badan amal harus memastikan bahwa mereka memiliki standar transparansi dan prosedur perlindungan yang tinggi dan menjaga kepercayaan masyarakat," tambahnya.
Kondisi Haiti
Haiti menjadi negara republik pertama yang dipimpin oleh warga kulit hitam pertama di dunia dan melepaskan kontrol kolonial dari Prancis dan perbudakan di awal abad ke-19.
Ketidakstabilan poliyik dan serentetan bencana alam dalam beberapa dekade terakhir telah menjadikan Haiti sebagai salah satu negara termiskin.
Gempa dahsyat terburuk terjadi pada tahun 2010. Gempa berkekuatan 7.0 skala Richter itu menewaskan lebih dari 200 ribu orang dan menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur dan ekonomi di negara tersebut.
Banyak pula warganya yang hidup dalam keputusasaan. Mereka mengira bahwa hidup di atas tanahnya sendiri adalah sebuah ancaman.
Advertisement