Pekerja Proyek Rel Ganda Tewas Tersambar Kereta

Korban menyeberang di proyek rel ganda, persis ketika kereta sudah dekat.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 10 Feb 2018, 23:04 WIB
Jenazah korban tersambar kereta dievakuasi. (Foto: Liputan6.com/Polres Kebumen/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Kebumen - Seorang pekerja proyek rel ganda atau double track Jawa dilaporkan tewas tersambar kereta Fajar Utama jurusan Yogyakarta-Jakarta, Sabtu (10/2/2018) pagi, di jalur antara Prembun-Kutowinangun, Kebumen, Jawa Tengah.

Korban bernama Dedi A (36) warga Garut, Jawa Barat. Ia diketahui merupakan pekerja PT Giwin Inti Jakarta, salah satu pelaksana proyek rel ganda Jawa.

Peristiwa nahas itu terjadi Sabtu pagi sekitar pukul 08.30 WIB, di rel kereta api Km 465,8 di Desa Tersobo, Kecamatan Prembun, kabupaten Kebumen.

Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 5 Purwokerto, Ixfan Hendriwintoko mengatakan saat itu, Kereta Fajar Utama pemberangkatan Yogyakarta melintas di titik yang tengah dibangun rel ganda tersebut.


Korban Terpelanting 10 Meter

Inafis Polri mengolah TKP pekerja rel ganda tersambar kereta. (Foto: Liputan6.com/Polres Kebumen/Muhamad Ridlo)

Nahas, korban menyeberang di proyek rel ganda, persis ketika kereta sudah dekat. Padahal, sejumlah rekan korban telah menyingkir dari jalur kereta.

"Secara singkat kereta Fajar Utama Nomor 177, pemberangkatan Yogyakarta pagi. Saat menuju ke Kutoarjo, lepas dari Stasiun Kutowinangun. Itu ada orang menemper KA," ucapnya saat dikonfirmasi Liputan6.com.

Hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) Indonesia Automatic Fingerprints System (INAFIS) Polres Kebumen, diduga korban tersambar kereta api dan terpelanting sejauh 10 meter dan jatuh ke sungai.

Keterangan saksi-saksi, diduga korban tidak berkonsentrasi sehingga melintas di jalur rel dan menyebabkan insiden. Korban pun tewas di lokasi kejadian.

"Saat itu korban tengah menyebrang. Saat bersamaan, kereta api melintas dari arah timur. Korban tidak bisa menghindar. Akhirnya terjadi kecelakaan itu," ucap Kepala Sub-Bagian Humas Polres Kebumen, AKP Masngudin.


Tebing di Proyek Rel Ganda Banyumas Longsor

Pengeprasan bukit antara Stasiun Notog-Kebasen, Banyumas untuk proyek rel ganda kereta. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Akhir Januari 2018 lalu, bencana juga terjadi dalam proyek rel ganda. Tebing yang tengah dikepras untuk jalur ganda di titik antara Stasiun Notog dan Kebasen, Banyumas, longsor. Longsor dipicu curah hujan yang amat tinggi.

Tebing itu dikepras dalam proyek jalur ganda antara Stasiun Purwokerto menuju Stasiun Kroya, Cilacap. Akibat longsor ini, sejumlah perjalanan kereta terganggu. Bahkan, kereta Serayu diberhentikan luar biasa di Stasiun Notog.

"Ada longsoran dari atas tebing, yang sedang ada pekerjaan pengeprasan, itu jatuh bongkahan batu," ucap Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto, Ixfan Hendriwintoko.

Dalam penanganan selanjutnya, kereta lain yang melintas harus mengurangi kecepatan hingga 5 kilometer per jam. Kereta yang melaju dengan kecepatan normal dikhawatirkan menyebabkan getaran yang dapat memicu longsor susulan.

Beruntung, pelakasana proyek telah mengamankan jalur tersebut dari kemungkinan longsor. Caranya yakni dengan memasang trucuk, atau pengaman yang terbuat dari pancang bambu dan besi yang dipasang sepanjang lintasan kereta di bagian tebing yang dikepras.

Longsoran batu yang lepas dari tebing atas dapat ditahan, meski trucuk yang menahannya rusak.

Setelah insiden itu, pelaksana proyek lantas memperkuat pengamanan. Pasalnya, bahaya longsor masih menghantui menyusul tingginya curah hujan di wilayah ini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya