Liputan6.com, Jakarta Besarnya pasar lampu di Tanah Air menarik minat banyak industri perlampuan ambil bagian. Salah satunya PT Renesola Clean Energy yang menargetkan menguasai 5 persen pangsa pasar lampu Light Emitting Diode (LED) di Indonesia pada akhir tahun ini.
Country Director Renesola Noor Miftah Bakry, menuturkan, data menunjukkan, pangsa pasar LED masih tergolong kecil, jauh dibanding LHE. Pada 2016, total kebutuhan LED sebesar 80 unit, jauh di bawah LHE yang sebanyak 280 juta unit. Pada 2017, kebutuhan lampu mencapai 400 juta unit.
Sebanyak 80 persen dari permintaan kedua jenis produk itu masih dipenuhi produk impor. Miftah memperkirakan, tahun ini permintaan untuk produk LED bisa mencapai 120 juta unit.
Permintaan lampu LED, kata dia, akan naik karena saat ini konsumen mulai sadar dengan spesifikasi produk lampu. Berbeda dengan sebelumnya, konsumen tidak terlalu banyak pertimbangan saat membeli lampu.
Baca Juga
Advertisement
“Dengan banyaknya merek di pasar, konsumen sudah mulai biasa membandingkan spesifikasi dari berbagai merek. Kini tidak terpaku pada merek-merek tertentu saja. Ini tentu menjadi peluang bagi produsen lampu untuk berlomba-lomba memberikan spesifikasi terbaik kepada konsumen,” jelas dia, Minggu (11/2/2018).
Pihaknya menargetkan menguasai pangsa pasar lampu di Indonesia, melalui produk lampu Light Emitting Diode (LED) Juara miliknya yang baru keluar.
Ia mengakui, bisnis lampu di Tanah Air cenderung stagnan dan minim inovasi. Inovasi yang selama ini ramai dipublikasikan merupakan inovasi yang kurang relevan secara bisnis, bahkan ada beberapa inovasi yang hanya relevan dan bisa dilakukan di luar Indonesia.
Sehingga inovasi-inovasi tersebut tidak memberikan kontribusi kepada perkembangan industri perlampuan tanah air. Jika ditarik mundur mulai tahun 2000 sampai sekarang, di industri perlampuan, inovasi yang tergolong besar dan revolusioner hanya ada dua yaitu perpindahan dari lampu pijar ke Lampu Hemat Energi (LHE) dan munculnya lampu LED.
Saat ini, pasaran produk lampu hanya dikuasai dua varian yakni LHE dan LED, sehingga diperlukan terobosan inovatif untuk menggairahkan industri perlampuan Tanah Air.
Ketua Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (Aperlindo) John Manoppo mengatakan, pasar lampu LED di Indonesia masih terbuka. Apalagi konsumsi listriknya 50 persen lebih kecil dari LHE.
Contohnya, jika konsumsi listrik LHE sebanyak 20 Watt, maka LED hanya butuh 20 Watt. Selain itu, lampu LED lebih aman dan ramah lingkungan karena tidak mengandung bahan merkuri berbahaya. Karena itu, tidak salah jika para pelaku industri perlampuan di Tanah Air membidik segmen LED.
Ia memperkirakan LED akan mendominasi kebutuhan lampu di Tanah Air dengan persentase 70 persen.
Gairahkan Industri Lampu Indonesia
Noor Miftah Bakry menjelaskan, pihaknya ingin kembali menggairahkan bisnis perlampuan di Indonesia. Pengalaman menjadi pemain besar industri lampu global diyakini akan bisa menambah kekuatan di Indonesia.
Renesola sudah tercatat di bursa saham New York (kode SOL) dan sudah beroperasi di Indonesia sejak 2015. Pada kuartal pertama 2018, Renesola akan semakin memperkuat pasar dengan memenuhi line up produk yang selama ini masih kosong baik di lini LHE dan LED.
Di kuartal selanjutnya, Renesola akan melengkapi lini produk untuk lampu kebutuhan khusus.
Terkait Lampu Juara, dia menyebut, kelebihan produk ini mampu menghadapi fluktuasi tegangan yang naik turun. Lampu ini juga memiliki ketahanan menghadapi kejutan listrik sampai rentang 500 volt.
“Kondisi kelistrikan di Indonesia memiliki kecenderungan voltase naik-turun. Makanya konsumen menginginkan lampu yang memiliki ketahanan terhadap fluktuasi tegangan, karena musuh utama lampu adalah fluktuasi tegangan,” tutur dia.
Keunggulan lainnya, kata Riza, LED Juara memiliki umur 15.000 jam dengan garansi tiga tahun. Lampu ini tetap terang walaupun telah dinyalakan bertahun-tahun.
Advertisement