Liputan6.com, Tel Aviv - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, negaranya akan mempertahankan diri melawan serangan apapun.
"Ini adalah hak dan kewajiban kami dan kami akan terus melakukannya sebanyak yang diperlukan," ujar Netanyahu pada Sabtu, 10 Februari 2018.
Pernyataan itu disampaikan setelah Israel melancarkan serangan terhadap Iran, usai Israel mengklaim bahwa pihaknya mencegat pesawat tak berawak milik Iran.
Kehadiran Iran di Suriah telah memicu alarm bagi Israel. "Iran dengan berani melanggar kedaulatan Israel," ujar Netanyahu.
Baca Juga
Advertisement
"Mereka mengirim pesawat tak berawak dari wilayah Suriah ke Israel ..... Israel meminta pertanggungjawaban Iran dan tuan rumah Suriah," imbuh dia.
Netanyahu mengatakan bahwa Israel menentang upaya Iran untuk memperkuat dirinya secara militer di Suriah.
Namun, ia juga mengatakan bahwa Israel mencari perdamaian. Hal tersebut ia katakan dalam sebuah pertemuan dengan para pemimpin militer Israel.
Penyebab Eskalasi
Militer Israel mengatakan satu dari sejumlah helikopter tempur miliknya ditembak jatuh oleh drone milik Iran.
Merespons hal tersebut, Israel mengatakan bahwa pihaknya menyerang target Iran di Suriah. Namun dalam upayanya, jet F-16 milik Israel jatuh setelah mendapat serentetan tembakan oleh apa yang mereka sebut sebagai pasukan Suriah.
Dua pilot Israel berhasil menyelamatkan diri dengan menggunakan parasut sebelum akhirnya jet tersebut jatuh di sebuah tanah kosong di Israel utara.
Sementara itu media Suriah mengatakan, pertahanan udara negaranya menembak Israel sebagai respons karena Israel telah menyerang pangkalan udara.
Dalam sebuah pernyataan, Iran pun menampik tuduhan Israel soal drone tersebut.
Advertisement
Reaksi Negara-Negara Lain
- Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan bahwa pihaknya mendukung hak Israel untuk mempertahankan negaranya, menyalahkan Iran atas konfrontasi tersebut
- Dalam sebuah sambungan telepon dengan Netanyahu, Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan kebutuhan untuk menghindari eksalasi yang berbahaya. Seperti yang diketahui, Rusia mendukung Pemerintah Suriah dalam perang sipil di sana.
- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah menyerukan de-eskalasi yang mengancam perbatasan Suriah.